jpnn.com - BENGKULU - Kerja keras Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Bengkulu patut diacungi jempol. Betapa tidak, hanya dalam tempo empat hari, tim dibawah pimpinan Kabid Dokkes Polda Bengkulu AKBP. Dr. Andri Bandarsyah ini berhasil mengidentifikasi kelima korban tewas dalam tragedi Rutan Malabero. Saat menerima tugas identifikasi pada Jumat (25/3) malam, cukup berat. Karena kondisi jenazah hangus.
Semula Tim DVI menargetkan proses identifikasi akan tuntas sekitar 1 Minggu. Namun di hari pertama, tim sudah berhasil mengidentifikasi 1 korban. Yakni Agus Purwanto, seorang tahanan kasus pelecehan seksual. Identitas Agus cukup cepat teridentifikasi karena masih dapat diidentifikasi secara visual. Namun keempat korban lainnya, sudah dalam kondisi mengenaskan. Sama sekali tidak dapat dikenali secara visual.
BACA JUGA: Empat Rumah Terbakar saat Penghuninya Kerja
Kapolda Bengkulu, Brigjen Pol. M Ghufron mengapresiasi Tim DVI Polda Bengkulu yang dinilai sangat cepat berhasil mengidentifikasi keempat korban tersebut. Pernyataan ini disampaikan langsung Kapolda di hadapan para keluarga korban saat penyerahakan dua korban terakhir yang berhasil diidentifikasi, Selasa (29/3).
“Saya ucapkan apresiasi kepada Tim DVI Bengkulu yang dalam waktu singkat berhasil mengungkap identitas kelima korban kebakaran Rutan Malabero. Kecepatan ini juga dalam rangka supaya pihak keluarga tidak berduka berlama-lama. Sehingga jenazah korban segera dapat dimakamkan. Dengan tuntasnya identifikasi kelima jenazah, Tim DVI kita bubarkan,” ungkap Kapolda seperti dikutip dari Bengkulu Ekspres (Jawa Pos Group), kemarin.
BACA JUGA: Wali Kota Ajari Anggota Dewan Cara Tepuk Tangan
Sementara itu Kabid Dokkes sekaligus Ketua Tim DVI Polda Bengkulu, AKBP. dr Andri Bandarsyah mengaku, kerja cepat Tim DVI tidak terlepas dari peran aktif pihak keluarga yang membantu memberikan data antemortem.
“Data antemortem kita cukup lengkap. Pihak keluarga cukup kooperatif memberikan data antemortem. Sehingga memudahkan tim melakukan identifikasi. Empat hari selesai,” kata Andri.
BACA JUGA: Tol Solo-Kertosono Sudah 84 Persen, Sisanya?
Dijelaskan Andri, Tim DVI Polda Bengkulu beranggotakan 30 orang. Di luar itu, merkea juga mendapat bantuan dari Tim DVI Mabes Polri yang meliputi dokter ahli forensi, dokter forensi, antropologi forensi, laboratorium DNA dan dokter umum.
“Empat jenazah memang tidak bisa lagi diidentifikasi secara visual. Baik primer maupun sekunder. Kendala selain itu tidak adanya data antemortem korban. Seperti data rumus gigi, tinggi dan berat badan. Semuanya tidak ada data itu. Sehingga semuanya mengandalkan data dari keluarga korban.
Dua jenazah terakhir kita identifikasi melalui DNA. Pencocokan DNA yang macth dan tidak terbantahkan. Atau pencocokan data antermortem dan postmortem. Biasanya lebih kurang seminggu, tapi kita kejar terus. Sehingga keluarga korban tidak terlalu lama menunggu jenazahnya,” terang Andri.(cuy/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembangunan Fasilitas Lima Pelabuhan di Sulteng Sudah Beres
Redaktur : Tim Redaksi