Growth Bank Masih Stabil

Garap Dana Murah untuk Jaga Margin

Selasa, 29 Juli 2008 – 12:43 WIB
JAKARTA  - Pertumbuhan sejumlah bank besar masih stabil, meski semula diragukan pada awal tahun karena gejolak pasar finansial domestik dan globalBerbagai indikator kinerja industri jasa keuangan tersebut menunjukkan peningkatan

BACA JUGA: Asumsi Harga Minyak Diturunkan


    Seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Bank pelat merah itu per semester pertama 2008 mencatat laba sebesar Rp 2,61 triliun, tumbuh 22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,14 triliun

BACA JUGA: Lelang Blok Migas Tak Laku

Total kredit perseroan juga tumbuh 28,6 persen, dari Rp 116,3 triliun menjadi Rp 149,6 triliun.
   Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo menyatakan, pertumbuhan perseroan masih sesuai jalur
Hanya saja, untuk pertumbuhan kredit, emiten berkode BMRI itu masih sangat hati-hati

BACA JUGA: BA Segera Akuisisi Tambang di Kalimantan

Bahkan, dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang diserahkan ke BI, Bank Mandiri telah merevisi pertumbuhan kredit, dari 22 persen menjadi 18 persen.
    "Kita masih melihat ada risiko-risiko perekonomian," ujarnyaRasio pencadangan terhadap NPL (kredit bermasalah) pun terus ditingkatkanTahun lalu, bank beraset Rp 304,7 triliun itu menyalurkan kredit sebesar Rp 138,5 triliun
    Meski demikian, Agus memastikan bahwa tingkat laba Bank Mandiri relatif tidak terpengaruh dengan penurunan kredit"Profitabilitas tetap kita jaga dengan sejumlah langkah," tuturnya
   Untuk mengantisipasi pertumbuhan kredit yang diprediksi menurun, perseroan akan menekan biaya danaItu dilakukan dengan menggenjot penghimpunan dana murah”Kita menjaga margin dengan menekan cost of fundCaranya, fokus ke penghimpunan dana murah.”
   Karena itu, dia yakin, meski kini lebih hati-hati, ke depan growth BMRI akan terus tumbuh meyakinkan"Begitu impact inflasi selesai, kinerja Bank Mandiri akan tumbuh meyakinkan," ujarnya
   Pertumbuhan yang stabil juga dibukukan PT Bank Central Asia Tbk (BCA)Bank swasta terbesar ini mencatat laba bersih sebesar Rp 2,43 triliun, tumbuh 11,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,117 triliun
    Wadirut BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pertumbuhan emiten berkode BBCA itu ditopang oleh kredit korporasi dan kredit consumer yang tumbuh masing-masing 64 persen dan 55,9 persen
   Per semester pertama 2008, BCA menyalurkan kredit sebesar Rp 95,563 triliun, naik 49,5 persen dari capaian paruh pertama 2007 sebesar Rp 63,931 triliun
   ”Komposisinya, kredit korporasi Rp 40,9 triliun, komersial dan UKM Rp 37,4 triliun, dan konsumer Rp 17,3 triliun,” ujarnyaKenaikan kredit itulah yang mampu menjaga pendapatan bunga bersih (NII) perseroan, karena BCA juga mengerek bunga kredit seiring kenaikan suku bunga acuanNII BCA mencapai Rp 5,37 triliun, tumbuh 14,5 persen dibanding periode yang sama 2007
    PT Bank CIMB Niaga Tbk juga meraih kinerja positifLaba bank yang bakal segera resmi merger dengan PT Bank Lippo Tbk itu mencapai Rp 428 miliar, tumbuh 5 persen disbanding capaian paruh pertama 2007Outstanding kredit CIMB Niaga mencapai Rp 46,4 triliun, tumbuh sebesar 36 persenKomposisi kredit bank terbesar keenam dari sisi aset itu adalah, 70 persen untuk segmen ritel dan sisanya untuk korporasi
     Presdir CIMB Niaga Hashemi Albakri menyatakan, pertumbuhan industri perbankan dibayangi oleh tidak kondusifnya pasar keuangan global yang berpengaruh terhadap kondisi pasar domestikNamun, capaian CIMB Niaga membuktikan bahwa improvisasi perseroan di tengah kondisi yang sulit membuahkan hasilTerutama pada strategi diversifikasi penyaluran kredit”Mulai dari segmen ritel hingga korporasi,” ujarnyaPerseroan juga masih mengandalkan penghimpunan dana murah untuk mengantisipasi bila pertumbuhan kredit melambat, dan pendapatan bunga menurun.
    PT Bank NISP Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 147 miliar, naik 5 persen disbanding periode yang sama tahun laluPresdir NISP Pramukti Surjaudaja menyatakan, upaya NISP untuk menggenjot dana murah telah berhasil menekan biaya danaSehingga, NIM perseroan bisa dijaga, bahkan ditingkatkan”NIM menjadi 5,38 persen, dari sebelumnya 4,78 persen,” ujarnyaHal itu mampu menjaga profitabilitas bank yang mayoritas sahamnya dimiliki OCBC Bank tersebutSebab, pendapatan bunga bersih perseroan mampu tumbuh 18 persen, dari Rp 554,1 miliar menjadi Rp 654,6 miliar
   Total kredit NISP mencapai Rp 20,2 triliun, tumbuh 14 persen dibanding paruh pertama 2007”Kami optimistis mampu tumbuh sampai akhir tahun seiring penambahan jaringanHingga kini ada sejumlah penambahan kantor cabang, sehingga total ada 355 cabang,” ujarnya(eri/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BNI Salurkan Kredit Kemitraan Rp105 M


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler