jpnn.com - JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengingatkan para kepala daerah mengenai pentingnya pengendalian inflasi daerah. Karena jika inflasi berlangsung terus menerus, akan sangat memengaruhi daya beli masyarakat, sehingga menurunkan tingkat kesejahteran dan mendongkrak angka kemiskinan.
“Inflasi juga mengakibatkan ketidakpastian dunia usaha. Pengusaha sulit menetapkan harga, karena biaya produksi juga cepat berubah. Belum lagi ditambah munculnya spekulan, karena pelaku ekonomi akan membeli barang lebih banyak akibat khawatir harga akan lebih tinggi,” ujar Agus kepada sejumlah kepala daerah yang menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), Rabu (29/4).
BACA JUGA: Jokowi: Utang itu Enggak Apa-apa, Asal...
Menurut Agus, secara umum ada enam tantangan yang dihadapi Indonesia terkait inflasi. Yakni terbatasnya peningkatan kapasitas perekonomian domestik dan ketergantungan yang tinggi pada ekspor berbasis sumberdaya alam dan bahan baku impor.
Kemudian produksi pangan yang rentan terhadap gangguan pasokan, inefisiensi struktur mikro pasar, pemenuhan kebutuhan energi yang masih masih tergantung pada impor BBM dan LPG, serta masih lemahnya konsektivitas antar daerah.
BACA JUGA: Dikritik Mendagri, seperti Ini Reaksi Menkeu
“Untuk menekan inflasi, mari kita melaksanakan program 4K. Masing-masing ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif untuk mengarahkan ketenangan di masyarakat,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah tersebut Agus optimistis target inflasi Indonesia di angka 3,5 persen pada tahun 2018 dapat terwujud. Tidak seperti inflasi bulan Maret yang berada di kisaran 6,38 persen.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Jika Apartemen Harga Lebih Rp 1 M, Rusunami Kurang Rp 300 Juta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putus Hubungan dengan Australia, Apa Kerugian RI?
Redaktur : Tim Redaksi