jpnn.com - JAKARTA - Indonesia dan Australia akan sama-sama akan mengalami kerugian jika hubungan kerjasama perekonomian kedua negara diputuskan.
Hal itu dikatakan anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Khilmi, menyikapi penarikan duta besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, imbas eksekusi mati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
BACA JUGA: Presiden Janjikan Tambahan Rp 100 M untuk Kabupaten/Kota
"Kalau bidang ekonomi bisa mengganggu dua-duanya. Bagi Australia, kita kan banyak impor dari sana. Di sisi kita wisawatan asing terbanyak ke Indonesia, Bali, kan dari Australia. Jadi aspek ekonominya mengganggu kedua negara," kata Khilmi saat dihubungi, Rabu (29/4).
Ditanya kemungkinan Australia berani memutus kerjasama bidang ekonomi dengan Indonesia, Khilmi menilai Australia bisa saja melakukan itu.
BACA JUGA: Inilah Maket Rusunami 24 Lantai di Cengkareng, Keren!
"Itu mungkin berani, dia kan ekspor ke kita cuma sapi saja. Tapi kan dampak lain eksekusi ke kita, kalau tidak melaksanakan eksekusi kan nanti bandar-bandar narkoba akan tumbuh besar," jelasnya.
Terlepas dari itu, Khilmi berharap pascaeksekusi mati tidak sampai mengganggu hubungan kedua negara dalam berbagai bidang. Terlebih, saat ini perekonomian Indonesia lagi stagnan.
BACA JUGA: BUMN Kerjakan Proyek Infrastruktur Rp 300 triliun
"Mudah-mudahan jangan sampai, ekonomi kita lagi stagnan. Saya berharap segera cepat perbaiki hubungan antara Australia sama Indonesia," tambahnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BSM Berpeluang jadi Induk Holding Perbankan Syariah BUMN
Redaktur : Tim Redaksi