Gubernur: Jangan Biarkan Ormas Radikal Mengatasnamakan Agama

Minggu, 17 Januari 2016 – 18:00 WIB
Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada saat Musyawarah Daerah (Musda) MUI VIII NTT di Kota Kupang. FOTO: Timor Express/Grup JPNN.com, Jumat (15/1)

jpnn.com - KUPANG – Aksi teror bom yang mengguncang ibukota negara pada Kamis (14/1) di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin, Jakarta membuat semua pihak bersiaga bahkan mengundang komentar beragam.

Di NTT, Gubernur Frans Lebu Raya bahkan meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bersikap tegas terhadap setiap ormas radikal atau ormas yang mengatasnamakan agama yang ujung-ujungnya untuk tujuan teror.

BACA JUGA: GUBRAKKK! Dua Tewas, Puluhan Terluka

“Jangan biarkan ormas-ormas itu ada di NTT supaya NTT tetap aman dan damai,” ungkap Frans Lebu Raya saat sambutan ketika membuka Musyawarah Daerah (Musda) MUI VIII NTT seperti dilansir Harian Timor Express (Grup JPNN.com), Sabtu (16/1).

Dalam forum Musda yang juga dihadiri Wakil Sekjen MUI Pusat, H Amirsyah Tambunan, Ketua DPRD NTT, Ketua MUI NTT dan sejumlah pejabat penting Pemprov NTT, Frans mengatakan, NTT merupakan wilayah yang dihuni masyarakat beragam suku dan agama. Keanekaragaman di NTT, kata Gubernur, sangat luar biasa dan dia sangat bersyukur kepada masyarakat NTT karena mampu menghargai kemanusiaan masing-masing. Perbedaan itu sebenarnya indah, maka harus dihargai dan dihormati.

BACA JUGA: Calon Penumpang AsirAsia Bilang Bawa Bom Di Kualanamu, Ya Begini Jadinya...

“Mari jaga perbedaan dan jaga kerukunan di NTT. Kita telah menunjukan kerukunan umat beragama di NTT justru terbaik di Indonesia dan terbukti kita diberikan anugerah oleh pemerintah pusat,” ujarnya.

Frans mengungkapkan, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Yang ada mengajarkan tentang kedamaian. Dan kerukunan akan terwujud apabila ada dialog dan komunikasi yang baik dan saling menghargai.

BACA JUGA: Tersandung Urusan Cinta, Bunga Desa Nekat Minum Racun Rumput

“Mari tetap jaga kerukunan dan toleransi di NTT. Biarkan dunia lain bergerak dengan cara mereka sendiri, tapi kita harus komit untuk jaga kedamaian di NTT. Karena kerukunan dan kedamaian tidak datang sendiri, tapi harus diupayakan. Karena itu mari kita terus berupaya untuk jaga kedamaian dan kerukunan di NTT,” tandasnya seraya menambahkan, kejadian di Sarinah (Jakarta) tidak boleh terjadi di NTT.

Frans berharap Musda MUI NTT, kiranya dapat berjalan dengan baik dan program-porgam yang dirumuskan sedapat mungkin disesuaikan dengan kondisi NTT serta bernafaskan kedamaian.

Sebelumnya, saat menghadiri perayaan Natal, Tahun Baru dan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama keluarga besar KONI NTT di Hotel T-More, Jumat siang (15/1), Frans mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di daerah ini.

“Kita punya tekad yang sama, kejadian itu tidak boleh terjadi di NTT,” ungkapnya.

“Saya Sudah perintahkan Kapolda yang baru bersama seluruh jajaran TNI untuk bersatu-padu mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi di daerah ini. Keamanan dan ketentraman di daerah ini, semua tergantung kita semua. Semua pihak harus bersama-sama menjaga daerah ini tetap aman,” lanjutnya.

Menurut Gubernur, jika ada hal-hal yang mencurigakan, agar segera melaporkan ke pihak keamanan. “Daerah ini harus tetap aman, Kita jangan lengah, karena ada yang tidak suka kerukunan di NTT dan dibutuhkan butuh peran serta kita semua,” katanya.(kr8/rum/sam/aln/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Unik di Balik Pengukuhan Sri Raja Prabu Rajasanagara Raden Mas Kanjeng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler