Gubernur Jatim Mengaku Sudah Lama Jatuh Cinta Pada Menteri Siti

Kamis, 05 Desember 2019 – 12:42 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di acara GNPDAS. Foto : KLHK

jpnn.com, MALANG - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku sudah lama mengenal profil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Bahkan saat diminta Presiden Gus Dur menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan, dia secara khusus mengajukan permintaan pada Menteri Dalam Negeri kala itu.

BACA JUGA: Menteri Siti: Indonesia Tidak Ketinggalan Dalam Tata Kelola Sampah

"Saya jatuh cinta dengan Ibu Siti Nurbaya sejak lama dan minta secara pribadi pada Mendagri agar mengizinkan beliau menjadi Sekjen Kementerian Pemberdayaan Perempuan," ungkap Khofifah saat memberi sambutan di acara Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) di Desa Oro-oro Ombo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Kamis (5/12).

Khofifah merasakan jatuh cinta karena mengenal Siti Nurbaya sebagai sosok yang begitu ulet saat bekerja, seorang perencana yang baik, pekerja keras dan cerdas.

BACA JUGA: Lihat Nih, Menteri Siti Ajak 26 Dubes Bersihkan Sampah di TWA Mangrove Angke

"Namun saat itu permintaan saya ditolak oleh Mendagri. Katanya, daripada jadi Sekjen Kementerian Pemberdayaan Perempuan, lebih baik saya jadiin Sekjen Kementerian Dalam Negeri aja," kata Khofifah di hadapan ratusan peserta GNPDAS. Menteri LHK Siti Nurbaya hadir untuk membuka kegiatan ini.

Dilanjutkan Khofifah, cara kerja Siti Nurbaya dilihatnya secara langsung dalam berbagai pertemuan dan banyak kesempatan, bahkan saat mereka akhirnya bersama dalam Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo periode pertama.

BACA JUGA: Menteri Siti: Rawat 25 Pohon Seumur Hidup Seperti Pelihara Cinta pada Pasangan

"Ibu Siti ini punya kemampuan bisa menampilkan slide, menyampaikan dengan baik, sekaligus mencatat. Saya kira jarang sekali ada orang yang tetap fokus dengan tiga panca inderanya bisa digunakan sekaligus. Jadi saya sangat tau mengapa Pak Jokowi sampai minta beliau dua kali jadi Menteri LHK," kata mantan Menteri Sosial ini.

Dia kini berharap program Pemprov Jatim khususnya pada pemulihan DAS dapat sejalan dengan program Nasional di KLHK.

Terlebih lagi sudah diluncurkan program Berantas Tuntas dengan melibatkan delapan Perguruan Tinggi di Jawa Timur.

"Dengan dukungan Ibu Menteri LHK, saya yakin program Berantas Tuntas ini bisa mewujudkan sungai yang bersih dan sehat serta memberi manfaat pada masyarakat," katanya.

Saat memberikan sambutan pembuka, Siti Nurbaya balik menceritakan kenanganannya tentang sosok Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Dia mengatakan, Khofifah sudah lama malang melintang di dunia politik.

"Beliau ini adalah anggota DPR RI yang paling top dan paling populer," kata mantan Sekjen DPD ini.

Menteri Siti mengatakan KLHK akan melakukan langkah terpadu melibatkan Pemda untuk memulihkan sekitar 14 juta ha lahan kritis, yang tersebar di 17 ribu Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia.

Perspektif pemulihan tidak lagi hanya sekedar menanam pohon, namun meluas pada pemulihan lahan kritis di hulu DAS. Salah satu prioritas DAS di Indonesia ada di Jawa Timur.

"Secara kopseptual sudah kita mulai namanya ekoriparian, yakni membuat kawasan wisata di pinggir sungai dengan konsep edukasi lingkungan. Tepian sungai tidak boleh lagi jadi tempat buang sampah. Saya sudah minta sama Pak Sekjen dan Dirjen, agar Ekoparian ini terus dikembangkan dan diperluas hingga ke Jawa Timur," kata Menteri Siti.

Selain itu juga akan digalakkan penanaman bibit pohon yang bisa multifungsi. Selain untuk merehabilitasi lahan, juga dapat memberikan kesejahteraan.

Salah satunya adalah dengan menanam pohon Macadamia yang menghasilkan kacang termahal di dunia.

KLHK telah mencanangkan pengembangan tanaman Macadamia untuk rehabilitasi hutan dan lahan di Indonesia.

Tumbuhan ini dikenal karena bijinya yang dikenal dengan nama kacang Macadamia. Macadamia cocok untuk ditanam di wilayah DAS Indonesia, dan bisa memberikan manfaat pada masyarakat.

Macadamia yang dikembangkan KLHK adalah jenis macadamia integrifolia, jenis ini terkenal sebagai penghasil kacang yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kacang Macadamia apabila sudah diolah bisa dibandrol dengan harga Rp450-650 ribu/Kg. Jika sudah matang, kacang Macadamia bisa dijual dengan harga yang lebih mahal dan merupakan produk ekspor.

"Satu pohon macadamia sekali panen bisa sampai 20-25 Kg. Dalam setahun bisa panen 3-4 kali. Pohon Macadamia pada usia 5-7 tahun sudah mulai berbuah. Pada usia 10 tahun, produksinya bisa dua kali lipat. Kalau satu petani punya 1 ha macadamia, itu gross margin-nya bisa lebih dari Rp1 miliar. Bibit Macadamia ini kami bagikan gratis kepada rakyat," kata Menteri Siti.

Bibit Macadamia yang sudah dibagikan kepada masyarakat melalui Ditjen PDASHL KLHK lebih dari 1 juta batang, diantaranya di kawasan Danau Toba, Tegal, Padang, Solok, Malang, Dieng, Sulsel, Toraja, Sukabumi, Lampung, dan berbagai daerah lainnya.

"Jadi sekarang semangatnya tidak hanya sekedar menanam untuk merehabilitasi lahan, tapi juga bisa mendapatkan kesejahteraan," ajak Menteri Siti.

Dalam rangkaian acara GNPDAS 2019, Menteri Siti Nurbaya menyerahkan penghargaan kepada kelompok atau tokoh masyarakat yang telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya pemulihan DAS yang berasal dari berbagai daerah di wilayah Indonesia. Bersama dengan Gubernur Jatim, jajaran KLHK, Pemprov, Pemkab, Muspida dan masyarakat, Menteri LHK memimpin penanaman pohon Macadamia. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler