BATAM - Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani, menolak menandatangani surat permohonan impor telur yang diajukan Pemko BatamSebelumnya Pemko mengajukan izin impor telur untuk antisipasi kebutuhan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri.
"Gubernur tidak mau menandatangani surat izin impor telur," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepri, Syed Muhammad Taufik, saat meninjau harga sembako di sejumlah pasar tradisional di Batam, Senin (8/8).
Taufik mengatakan Gubernur yang juga Ketua Dewan Kawasan (DK) Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun menolak impor karena stok telur mencukupi, sehingga tidak perlu mendatangkan dari luar negeri
BACA JUGA: Pipa PDAM Bocor, Ciwalengke Macet Total
Selain karena stok cukup, kata Taufik, distribusi telur dalam dan lintas provinsi juga bagus, sehingga tidak terjadi kelangkaan telur.Taufik menambahkan, pasokan telur untuk Kepri sebagian dari dalam provinsi, sebagian lagi didatangkan dari Medan
BACA JUGA: Malaysia Masih Perlu TKI
Jadi tak perlu impor," katanya.Dijelaskan, saat ini harga telur ayam berangsur normal, yakni berkisar pada harga Rp900 per butir
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Kalbar Turun
Atas kondisi inilah Pemko Batam melalui Dinas KP2K Kota Batam berniat mengajukan impor telur.Pantauan Batam Pos (JPNN Group), harga telur memang mulai turunSaat ini telur dihargai Rp900 per butirMenurut pedagang, harga telur mulai turun sejak awal pekan lalu.
"Telur kan tak bisa disimpan lama-lamaKetika pasokan banyak, otomatis harganya turun," kata salah satu pedagang di Pasar Mitra Raya, kemarin(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mubazir, Kapal Rp1,5 M Disinyalir Jadi Tempat Mesum
Redaktur : Tim Redaksi