Malaysia Masih Perlu TKI

Senin, 08 Agustus 2011 – 12:44 WIB
BALIKPAPAN- Pemerintah Malaysia menjamin keberadaan tenaga kerja Indonesia (TKI) di negeri tersebut tetap dipertahankanMenteri Perdagangan Internasional dan Industri Dato Sri Mustapa Bin Mohamed mengatakan, pihaknya sementara mendata jumlah tenaga kerja di sana dan disesuaikan dengan keperluan.

"TKI ini ada dua, yakni datang secara biasa atau legal, dan tidak melalui prosedur biasa atau ilegal," kata Mustapa, sapaannya, di Gedung Biru Kaltim Post Group (JPNN Grup), Balikpapan. 
 
Tenaga kerja legal dari seluruh dunia kurang-lebih berjumlah 1,8 juta orang

BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Kalbar Turun

"Nah, untuk yang ilegal kami sendiri pun belum tahu jumlahnya karena mereka datang sembunyi-sembunyi," sambung dia.

Karena itu, yang dilakukan pemerintah Malaysia adalah melakukan legalisasi tenaga kerja
Mustapa mengakui negerinya yang terus membangun masih memerlukan kehadiran TKI, termasuk tenaga kerja dari seluruh dunia

BACA JUGA: Mubazir, Kapal Rp1,5 M Disinyalir Jadi Tempat Mesum

"Untuk (dipekerjakan) di kebun-kebun, rumah-rumah, maupun syarikat (perusahaan)
Sekarang diusahakan mengetahui berapa bilangan sebenarnya

BACA JUGA: DPR Sarankan Kasus Korupsi NTT Dilapor KPK

Itu sudah berlaku 2-3 bulan ini," beber Mustopa.

Malaysia sendiri mengakui tak berdaya mencegah penyelundupan tenaga kerja ke negerinya, khususnya dari IndonesiaGaris perbatasan yang begitu luas memungkinkan TKI ilegal masuk kapan saja.

"Pemerintah Malaysia dan Indonesia saya kira punya komitmen mencegah iniTapi, sempadan (perbatasan) itu luasLaut, darat, semuanya bisa dibolosi (ditembus)Mustahil untuk memastikan tidak ada pembolosan," tegasnya.

Sebelumnya diwartakan, pertengahan Agustus ini, wilayah Kaltim khususnya Kabupaten Nunukan, bakal dipenuhi 300 ribu lebih TKI dan WNI yang dipulangkan dari MalaysiaMereka adalah para TKI ilegal atau biasa disebut pendatang asing tanpa izin (PATI).

Pemulangan dilakukan pemerintah Sabah berdasarkan program Pendaftaran, Pengampunan, Pemantauan, Penguatkuasaan (Enforcement), dan pengusiran (Deportasi) atau yang disebut 5PMereka wajib kembali ke Indonesia selambat-lambatnya dalam tempo dua bulan sejak 1 Agustus 2011
"Itulah kenapa kami membuka peluang pendaftaran TKISelain tujuannya legalize, juga untuk menyesuaikan keperluanSekiranya bilangan itu sama dengan keperluan, mereka (TKI) tentu akan terus dilegalkan," kata Mustopa.

Mustopa sendiri bertandang ke Kaltim bersama rombongan dari Malaysia, khususnya dari SabahMereka mengemban misi menjalin kemitraan bisnis yang lebih erat dengan Indonesia, terutama pengusaha dari KaltimIni boleh dibilang rombongan terbesar dari Malaysia yang pernah berkunjung ke Bumi Etam.

Mustopa di antaranya datang bersama Senior Director ASEAN Economic Cooperation P Ravidran, Menteri Pembangunan Perindustrian Sabah Datuk Raymond Tan Shu Kiah, Vice President Malaysian Property Inc Hizzan Hamid, dan CEO Sedia (Sabah Economic Development and Investment Authority) Datuk Dr Mohd Yaakub Hj Johari.

Sebelum menghadiri jamuan buka puasa bersama Gubernur Awang Faroek Ishak dan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, kemarin sore, Mustopa mampir ke Gedung BiruRombongan diterima langsung pembina KPG Zainal Muttaqin, CEO KPG Ivan Firdaus, Pemimpin Redaksi Kaltim Post Bambang Janu Isnoto, jajaran manajemen KPG, dan para wartawanSetelah itu, pria asal Kelantan ini tampil dalam talkshow interaktif di stasiun Balikpapan TV (BTV) bertajuk G-To Show (Government To Show) yang dipandu host Sugito.

"Saya sudah berjanji ke Wali Kota (Rizal) saya akan berkunjung ke BalikpapanKami ingin merapatkan hubungan Malaysia dengan IndonesiaIni penting dalam konteks negara jiran, termasuk ASEAN," kata Mustopa.

Di mata dia, Kaltim adalah daerah yang berkembang dengan pesat"Penduduk 3,7 juta adalah pasar yang sangat besarMirip Sabah yang 3,2 juta jiwaTapi, size (ukuran wilayah) Kaltim 3 kali lipat," kata dia.

Mustopa menekankan, Indonesia-Malaysia harus meningkatkan hubungan investasiPengusaha Malaysia, kata dia, sudah menanamkan investasi di Indonesia baik di bidang sawit, bank, maupun telekomunikasi"Ini ada peluang batu bara di Kaltim," cetusnya.

"Rombongan 30 orang ini sekaligus menunjukkan komitmen kami yang tinggi bagi KaltimKami harap bisa memberi maklumat kepada pengusaha Indonesia untuk merebut peluang-peluang yang ada, seperti membeli properti, mengantar anak-anak belajar, atau medical treatmentYang penting kedua negara harus maju, dan pendapatan per kapita rakyatnya meningkat," pungkas Mustopa.(zal2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terkorup, NTT jadi Provinsi Termiskin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler