jpnn.com, AMBON - Gubernur Maluku Irjen Pol (Purn) Murad Ismail menyampaikan sebuah permintaan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAD) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo terkait status Lanud Pattimura Ambon.
Dia meminta Marsekal TNI Fadjar Prasetyo meningkatkan status Lanud Pattimura Ambon, dari tipe B menjadi tipe A. Dia menegaskan sudah seharusnya Lanud di Maluku
BACA JUGA: GMNI Minta Gubernur Maluku Hentikan Aktivitas Pertambangan di Pulau Romang, Begini Alasannya
"Berdasarkan luas wilayah dan geografis sebagai provinsi kepulauan, maka sudah seharusnya pangkalan udara yang ada di Maluku bertipe A," kata Murad Ismail di Ambon, Senin (4/7).
Gubernur Murad Ismail saat menjamu Marsekal TNI Fadjar Prasetyo di kediamannya di Ambon menyatakan daerah yang dipimpinnya terdiri atas 1.342 pulau yang terbagi atas dua kota dan sembilan kabupaten, dengan jumlah penduduk 1,8 juta jiwa.
BACA JUGA: Nama Surindro Diabadikan di Lanud Iswahjudi, Marsekal Fadjar Bilang Begini
Selain itu, Maluku memiliki 17 pulau terluar dan terdepan yang merupakan wilayah perbatasan dengan negara tetangga Australia dan Timor Leste.
"Provinsi Maluku luas, tetapi Danlanud dijabat seorang kolonel. Saya mohon, mudah-mudahan, sekembalinya Pak Kasau dari Maluku status pangkalannya bisa dinaikkan ke tipe A," mantan Komandan Korps Brimob Polri itu.
BACA JUGA: Gubernur Murad Ungkap Empat Masalah Besar di Maluku
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menanggapi permohonan Gubernur Murad menyatakan bahwa Maluku merupakan salah satu daerah perbatasan yang diprioritaskan untuk peningkatan pertahanan udara.
"Kami mulai memperhatikan wilayah-wilayah terluar, seperti permintaan Pak Gubernur. Sesuai dengan rencana strategis (renstra) di Maluku, khususnya di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar akan dijadikan Satuan TNI Terintegrasi (STT)," katanya.
Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1988 itu menyatakan pihaknya sudah mulai membentuk satuan pangkalan udara sebagai salah satu titik pertahanan udara di kawasan timur.
“Kami telah menempatkan radar pertahanan udara sebagai salah satu titik pertahanan udara strategis di Saumlaki," katanya.
Fadjar menjelaskan tentang peran penting pangkalan udara yang berada di wilayah Maluku, sekaligus menjadi titik tolok ukur Operasi Trikora di wilayah Timur, Irian Barat yang kini menjadi Provinsi Papua.
Oleh karena itu, mantan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II itu menyatakan peran besar masyarakat Maluku pada Operasi Trikora saat menumpas pendudukan Belanda di Irian Barat pada Desember 1961 hingga Agustus 1962.
Dalam kunjungan kerja ke Maluku hingga 6 Juli 2022, Marsekal TNI Fajar Prasetyo didampingi Pangkoopsudnas Marsdya TNI Andyawan Martono, Irjenau Marsda TNI R Agung Handoko, Koorsahli Kasau Marsda Hari Mursanto, Asrena Marsda TNI Purwoko Aji Prabowo, Aspers TNI Elianto Susetio, Aspotdirga Marsda TNI Bowo Budiarto, Kadiskuau Marsma TNI Gladly Mailoa, dan Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang B.
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo yang tiba di Ambon pada Minggu (3/7) dianugerahi gelar adat "Ama Elake Kau Saka Runa Sanaeo Maluku" (Pemimpin Besar Penjaga Kedaulatan Angkasa di Maluku) oleh Majelis Latupatti Maluku.
Dia dijadwalkan akan mengunjungi sejumlah daerah di Maluku, di antaranya, Maluku Tenggara, dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, serta menghadiri karya bakti dalam rangka Hari Bakti Ke-75 TNI AU yang dipusatkan di Maluku. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi