jpnn.com - JAKARTA – Kabar kemunculan Alquran palsu sempat menjadi perbincangan masyarakat beberapa hari terakhir.
Penyebabnya adalah arti awliya di surat Al-Maidah ayat 51.
BACA JUGA: Kaskolinlamil Pamit, Siap Pimpin Lantamal I Belawan
Tudingan ada Alquran palsu itu muncul lantaran sejumlah Alquran mengartikan awliya sebagai teman setia, bukan pemimpin.
Pengganti sementara (Pgs) Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kemenag Muchlis M. Hanafi menjelaskan, Alquran yang menggunakan arti teman setia itu bukan Alquran palsu.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Kami Merasa Sebagai Golongan Teraniaya
’’Yang menggunakan arti teman setia itu merujuk pada terjemahan Alquran edisi revisi 2002,’’ katanya di Jakarta kemarin.
Dia membantah telah terjadi pengeditan atau perubahan terstruktur yang dilakukan oleh Kemenag.
BACA JUGA: Digawangi Anak Muda, PSI Diyakini Bisa Bersaing di Pemilu 2019
Muchlis mengatakan tidak benar telah terjadi pengubahan arti kata awliya di surat Al-Maidah ayat 51 dari pemimpin menjadi teman setia. ’’Tuduhan itu tidak berdasar,’’ tegasnya.
Muchlis menerangkan bahwa di dalam Alquran kata awliya muncul sebanyak 42 kali dan diterjemahkan beragam sesuai dengan konteksnya.
Misalnya di surat Ali Imrah (28), Al-Nisa (139), dan Al-Maidah (57) kata awliya diterjemhakan sebagai pemimpin.
Sementara di Al-MAidah (51) dan Al-Mumtahanah (1) kata awliya diartikan sebagai teman setia.
Contoh lainnya di surat Al-Taubah (23) diartikan sebagai pelindung. Kemudian kata awliya di surat Al-Nisa (89) diartikan sebagai teman-teman.
Dia menjelaskan terjemahan Alquran versi Kemenag pertama muncul pada 1965.
Kemudian dalam perjalanannya mengalai dua kali proses perbaikan dan penyempurnaan.
Yakni pada periode 1989-1990 dan periode 1998-2002. Dia menuturkan revisi untuk perbaikan dan penyempurnaan itu melibatkan ahli di bidangnya.
’Kemenag hanya bertindak sebagai fasilitator,’’ tutur doktor tafsir Alquran jebolan Universitas Al Azhar Mesir itu.
Terkait dengan ramainya kabar Alquran palsu di sejumlah media sosial baru-baru ini, Muchlis menegaskan bahwa terjemahan Alquran itu bukanlah Alquran.
Terjemahan adalah hasil hasil pemahaman seseorang terhadap isi Alquran.
Dia mengakui bahwa di kalangan ulama ada perbedaan pendapat tentang penggunaan istilah Terjemahan Alquran.
’’Ada ulama yang ingin disebut terjemahan makna Alquran,’’ jelasnya. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Bukti Jokowi Bukan Presiden Boneka
Redaktur : Tim Redaksi