jpnn.com, SLEMAN - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi telah mengeluarkan suara guguran sebanyak sembilan kali berdasarkan periode pengamatan pada Senin (23/11), mulai pukul 00.00-24.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan suara guguran di gunung api aktif itu terdengar dengan intensitas lemah hingga keras dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan dan PGM Kaliurang, Sleman.
BACA JUGA: 5 Lutung Hitam Turun dari Lereng Gunung Merapi
Pada periode itu, BPPTKG juga mencatat 33 kali gempa guguran, 398 kali gempa fase banyak, 37 gempa vulkanik dangkal, 83 kali gempa hembusan, serta tiga kali gempa tektonik.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal dengan ketinggian 50 meter di atas puncak.
BACA JUGA: Mata Budi Berkaca-kaca Mengenang 5 Rekannya yang Hilang saat Erupsi Gunung Merapi
Laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari.
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
BACA JUGA: Ada Jejak Tapak Misterius Tertinggal di Beton Jalur Evakuasi Gunung Merapi
Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Adek