Gunung Sangiangapi Masih Mengancam

Minggu, 01 Juni 2014 – 12:52 WIB
Letusan Gunung Sangianapi. Foto: Badan Geologi Kementerian ESDM

jpnn.com - BIMA - Erupsi Gunung Sangiangapi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus terjadi dan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti.

Setelah menyemburkan awan panas dan abu vulkanik pada Jumat (29/5) pukul 15.15 Wita lalu, sepanjang Sabtu (31/5) kemarin, terjadi beberapa kali letusan dengan ketinggian semburan 1.500 hingga 2.500 meter.

BACA JUGA: Jamin Stok Daging dan Sayur Aman

Karena aktivitas gunung masih tetap aktif dengan status awas, warga diminta tetap waspada karena ancaman bisa datang kapan saja. Terutama sekitar 7.328 warga di beberapa desa yang terkena dampak langsung.

Berdasarkan data yang dihimpun Lombok Post (JPNN Grup), aktivitas Gunung Sangiangapi kembali meningkat sekitar pukul 01.00 Wita, kemarin.

BACA JUGA: Di Banten, Harga Barang Signifikan Naik

Terjadi beberapa kali letusan kecil dan dua kali letusan susulan yang lebih besar. Setelah terjadi letusan susulan pertama, sekitar pukul 13.45 Wita, hujan debu mengarah dan menyebar ke permukiman warga.

Sekitar pukul 15.48 Wita hingga pukul 16.32 Wita, terjadi letusan dahsyat beruntun dan beberapa kali letusan kecil.

BACA JUGA: 10 Orang Terbaring Lemas Keracunan Ikan Tongkol

Selanjutnya, sekitar pukul 19.33 Wita, terjadi letusan dengan skala besar sebanyak dua kali.‬ Terakhir, pada pukul 19.44 Wita, kembali terjadi letusan sebanyak 4 kali.

”Tadi (kemarin, Red) ada beberapa kali letusan. Namun tidak sebesar letusan kemarin (Jumat/30/5),” kata Camat Wera, Sulfan Akbar yang dihubungi Lombok Post via telepon tadi malam.

Menurut Sulfan, setiap kali terjadi letusan selalu diawali dengan gempa. Warga yang tinggal di jarak tedekat dengan gunung, yakni Desa Sangiang Barat, Tadewa, dan Oi Tui langsung panik karena terdengar ledakan dahsyat dan suara gemuruh, disertai abu vulkanik yang menjulang ke udara.

"Letusannya mendadak dan membuat panik. Kini, warga sudah banyak yang mengungsi. Mereka khawatir terjadi letusan besar seperti pada tahun 1985 yang menimbulkan asap hingga ke Kota Bima," ujarnya. (mis/mch/Lombok Post Group)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Slamet Tewas Tertabrak KA Taksaka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler