jpnn.com - KARANGREJA - Aktivitas Gunung Slamet kembali meningkat sejak Sabtu (22/3). Peningkatan ini ditandai dengan adanya letupan dari kawah Gunung Slamet berupa asap hitam pekat yang mengarah Barat daya.
Letupan besar ini bisa disaksikan dari wilayah Karanganyar karena cuaca yang cerah dan Puncak Gunung Slamet terlihat.
BACA JUGA: TKW Diduga Dibunuh di Qatar
Dari data pengamatan di Pos Pendakian Bambangan menyebutan, aktivitas Gunung Slamet sejak Jumat malam hingga Sabtu petang sudah tiga kali mengeluarkan letupan dan asap hitam pekat. Sabtu pagi terjadi letupan diikuti suara gemuruh pukul 10.10 WIB dan 10.25 WIB. Letupan ini merupakan letupan yang terbesar selama Gunung Slamet bersetatus waspada.
Dari data yang dikumpulkan dari masyarakat, getaran gempa juga mulai sering dirasakan oleh masyarakat di Desa Kutabawa. Biasanya gempa terjadi mulai pukul 00.00-05.00 WIB. Getaran gempa ini semakin sering terjadi mulai Kamis malam sampai Sabtu malam.
BACA JUGA: Pengumuman Data Honorer K2 Bodong Tunggu Pansus
Ketua Badan Permusyawaratan Desa Kutabawa Slamet Damisno mengatakan, getaran gempa terasa sampai ke Dusun Kutabawa. Getaran ini bisa menggoyangkan lampu di dalam rumah. Getaran gempa ini, membuat sebagaian masyarakat melakukan ronda bergiliran untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Ia menambahkan, Sabtu malam percikan api dari kawah Gunung Slamet juga terlihat jelas dari Desa Kutabawa. Aktivitas Gunung Slamet mengalami peningkatan melaLui pengamatan secara visual.
BACA JUGA: Ada 400 Ribu KTP Ganda di Surabaya
"Sejak Kamis malam sampai Sabtu malam getaran gempa sering terjadi dan terasa sampai Dusun Kutabawa," tuturnya.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Sabtu (22/3) dari pukul 06.00-12.00 WIB menyebutkan, bahwa Gunung Slamet secara visual terpantau mendung, angin tenang, kabut, dan terjadi hujan gerimis.
Selain itu, terekam adanya gempa tremor harmonik terus-menerus dengan amplitudo maksimum 0,5-3 milimeter. Sedangkan gempa tremor harmonik terus-menerus dengan amplitudo maksimum 6-26 milimeter.
Terkait hal itu, Gunung Slamet yang memiliki ketinggian 3.428 mdpl dan berada di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, masih berstatus Waspada, sehingga masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak.
"Status belum berubah sejak ditetapkan, Status masih waspada dengan radius 2 Kilometer steril," tutur Ketua BPBD Priyo Satmoko.(Jok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lokasi Bentrok PP-IPK Masih Mencekam
Redaktur : Tim Redaksi