BACA JUGA: Tak Berizin, Aksi Penggalanan Dana Dihentikan
Dia mengatakan, hingga saat ini masyarakat masih menjalankan aktivitas rutin dan tak terpengaruh dengan penetapan status waspada pada satu-satunya gunung berapi yang ada di Mitra itu
BACA JUGA: Guru di Halmahera Selatan Mogok
"Frekuensi asap yang keluar terlihat meningkat tapi bagi kami itu masih hal yang wajar,"ÃÂ ujar Tewu yang juga sering mengunjungi puncak Soputan
Dia menambahkan, dari pengamatannya di puncak kawah Soputan sudah tertutup debu dan batuan
BACA JUGA: Mantan Wali Kota Manado Divonis 10 Tahun
"Yang kami takutkan jika Soputan meletus bukan hanya debu tapi batuan besar pun akan ikut berjatuhan,"ÃÂ tuturnyaRyan Kawulusan warga Tombatu yang juga salah satu anggota Kelompok Pecinta Alam (KPA) mengatakan, status waspada untuk Soputan tak mempengaruhi warga"Kami sudah biasa mendengar kabar seperti itu, tapi warga pun tetap waspada," tukasnya
"Ada fenomena yang muncul bahwa Gunung Soputan sudah bertambah tinggiIni hanya pengamatan kami yang sering naik ke Soputan,"ÃÂ sambungnya.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mitra mengaku sudah melakukan berbagai persiapan baik mengenai lokasi pengungsian, pun termasuk jalur-jalur alternatif yang bisa digunakan untuk mengungsi jika terjadi bencana
"Ada beberapa desa yang sangat mungkin diungsikan yakni Winorangian, Mundung, Esandom, Molompar yang menjadi salah satu jalur lahar begitu juga kawasan Silian Raya,"ÃÂ tutur Kepala BPBD Mitra Herman Kosakoy
Mengenai jalur pengungsi, Kosakoy mengatakan bisa melewati jalur Tonsawang-Tombatu"Ada beberapa alternatif lain yang bisa kami gunakan, pun sudah ada peta pembagian lokasi pengungsiKami pun akan langsung berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai hal ini," tandasnya.
Ketua KNPI Mitra Jhones Suoth mengungkapka ketika ditetapkan status waspada, Pemkab Mitra harus siap siaga"Jangan nanti berada pada situasi siaga baru siap," tutur Suoth yang juga tinggal di seputaran Gunung Soputan
"Yang perlu diperhatikan di sini adalah jalur pengungsi, karena banyak jalan alternatif yang mungkin digunakan rusak parah, ini harus ada perhatian dari pemerintah,"ÃÂ tukasnya.
Letusan Gunung Soputan sempat terjadi pada tahun 1785, 1819, 1833, 1845, 1890, 1901, 1906, 1907, 1908-09, 1910, 1911-12, 1913, 1915, 1917, 1923-24, 1947, 1953, 1966-67, 1968, 1970, 1971, 1973, 1982, 1984, 1985, 1989, 1991-96, 2000-03, 2004, 2005, 2007, dan terakhir terjadi pada 2008.(gel)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 WNA Ditangkap Polair Maluku Utara
Redaktur : Tim Redaksi