Hampir satu juta ekor ikan air tawar mati massal di sungai Darling River di Australia beberapa waktu terakhir. Namun jenis ikan gurame justru mampu bertahan dan selamat.

Tapi hal ini bukannya disambut gembira. Pasalnya, orang Australia menganggap ikan gurame sebagai hama yang merusak ekosistem ikan asli.

BACA JUGA: Asia Bibi Dibebaskan di Pakistan Karena Tuduhan Penistaan Agama

Kemampuan ikan gurame bertahan dari kematian massal ikan air tawar di sungai yang terletak di Kota Menindee saat ini justru menimbulkan kekhawatiran baru.

Gurame bahkan menjadi pembahasan politik pada tahun 2015 ketika Wakil Perdana Menteri Barnaby Joyce saat itu, menjulukinya sebagai "pemakan lumpur menjijikkan". Dia menyerukan perlunya pemusnahan gurame.

BACA JUGA: Bahrain Resmi Ajukan Permohonan Ekstradisi Hakeem AlAraibi

Yang terjadi, baik kematian massal maupun upaya-upaya para politisi tidaklah mampu mengurangi jumlah populasi gurame di Darling River.

Menurut badan National Carp Control Plan (NCCP), spesies ikan asli mengalami kematian massal akibat menjamurnya ganggang yang menyedor oksigen dari air.

BACA JUGA: Lebih Dari 500 Sapi Mati di Australia Barat Akibat Cuaca Panas

Namun diperkirakan tidak banyak spesies gurame yang jadi korban.

"Mereka ini hama yang sangat berhasil, lebih tahan daripada kebanyakan spesies ikan asli," kata Koordinator NCCP Jamie Allnutt.

Ikan gurame, katanya, mampu bertahan hidup pada suhu ekstrem, kualitas air buruk, serta lingkungan dengan oksigen rendah.

Beberapa kali ikan-ikan gurame ini bahkan terlihat muncul ke permukaan sungai untuk menghirup udara.

Menurut Travis Casey, nelayan di daerah Broken Hill, hama ikan gurame selama ini dikendalikan oleh predator alami, yaitu ikan kod.

Kematian ikan kod serta jenis ikan lainnya di perairan Darling River, akan menyebabkan spesies gurame yang invasif mendominasi sungai setempat.

"Ikan kod menjadi predator utama selama 15 tahun dan jumlahnya mulai berkembang," ujar Casey.

"Tanpa predator utama, maka ikan hama seperti gurame pasti berkembang biak dengan cepat," tambahnya. Photo: Ratusan ribu ekor ikan air tawar mati di sungai Darling River. (Kiriman/Rob Greggory)

Koordinator NCCP Jamie Allnutt mengatakan gurame adalah spesies destruktif dan agresif yang jika dibiarkan berkembang akan mendominasi 80 persen biomassa di ekosistem air tawar.

Casey sendiri pada akhir pekan lalu melihat banyak ikan gurame yang bertahan di antara ribuan ikan lainnya yang mati massal.

"Mereka nantinya akan jauh lebih sulit ditangani," katanya.

Ketua Asosiasi Pariwisata Menindee, Rob Gregory, mengaku sedih jika Darling River menjadi rumah bagi ikan-ikan gurame.

"Hanya akan ada ikan gurame yang tersisa," ujar Gregory.

"Untuk bisa kembali seperti semula akan butuh waktu seumur hidup. Tidak diragukan lagi," katanya.

Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Upaya Lahirkan Generasi Anti-Korupsi di Kalangan Anak Muda Indonesia

Berita Terkait