Guru Aniaya Lima Siswa Tak Berseragam Lengkap

Penganiayaan Disaksikan Siswa dan Guru

Selasa, 16 November 2010 – 11:21 WIB
BANDAR - Seorang guru SMP 2 Bandar, Pekalongan, tega menganiaya lima siswanya, hanya lantaran tak mengenakan seragam lengkap saat upacara Hari Pahlawan, Rabu (10/11)Kelima siswa yang dianiaya masing-masing bernama Nuridin, Nurohman, Nur Khasani, Ahmad Triyono, serta Didik Kurniawan - semuanya kelas XI.

Akibat penganiayaan tersebut, salah satu siswa sempat tak masuk, karena sakit ditendang di kemaluannya

BACA JUGA: Dibekuk, Jual Gulai Campur Ganja

Peristiwa itu pun memicu kemarahan orangtua kelima siswa
Bersama dengan saudara-saudaranya, Senin (15/11), orangtua korban mendatangi SMP 2 Bandar, untuk meminta pertanggungjawaban guru yang belakangan diketahui bernama Eko Budi Santoso

BACA JUGA: Empat Siswi SMP Disetubuhi Berkali-kali

Kasus itu kini ditangani Polsek Bandar.

Informasi yang diperoleh wartawan, peristiwa itu terjadi saat upacara Hari Pahlawan
Waktu itu, Eko selaku guru olahraga yang diperbantukan di bidang pembinaan kesiswaan, melihat ada beberapa siswa yang tak mengenakan kaos kaki, topi, serta atribut sekolah

BACA JUGA: Bekas Preman Medan Aksi Bacok di Warung Tuak

Dia langsung memanggil satu per satu siswa tersebut, yang lantas dikumpulkan di belakang barisan.

Seusai upacara, kelima siswa yang tak mengenakan seragam lengkap tersebut, langsung masuk ke kelasnya masing-masingHal itu membuat emosi EkoDia kemudian memanggil kembali kelima siswa tersebut, dan dikumpulkannya di halaman sekolah.

Pada saat itulah, Eko yang sudah emosi, langsung memukul perut kelimanyaTak hanya itu, guru yang masih CPNS dan baru mengajar di SMP 2 Bandar sejak Juli 2010 tersebut, juga menampar satu per satu siswanyaBahkan, salah satu siswa, yakni Ahmad Triyono, ditendang kemaluannya hingga terjatuhIronisnya, peristiwa itu disaksikan oleh seluruh siswa SMP 2 Bandar dan beberapa pengajarNamun, tindakan tak terpuji tersebut terkesan dibiarkan.

Esok harinya, salah satu korban kesadisan guru itu, harus tak masuk sekolah karena sakitMeski demikian, kasus tersebut dibiarkan begitu sajaBahkan, orangtua kelima siswa sempat tak mengetahui kejadian tersebutKasus itu baru mencuat saat teman-teman korban bercerita tentang kejadian yang dialami kelima korban, kepada tetangga korban.

Kelima orangtua siswa yang mendengar itu sontak kagetMereka kemudian menanyakan kebenaran tentang kabar ituSaat mengetahui kabar itu benar, kelima orangtua korban bersama dengan saudara-saudaranya pun mendatangi SMP 2 BandarBeruntung, polisi segera tanggapMassa kemudian dibubarkan, sementara guru Eko Budi Santoso diamankan pihak Polsek Bandar.

Di kantor polisi, Eko saat dikonfirmasi, membenarkan peristiwa ituMenurutnya, kasus itu terjadi karena kelima siswa tersebut sering berbuat kesalahan, dengan tidak mengenakan seragam lengkap setiap upacara"Saat itu, mereka saya suruh untuk tetap tinggal di halamanTapi begitu upacara selesai, mereka malah masuk ke ruanganMakanya, mereka kemudian saya kumpulkan kembali di halamanNamun saat saya beri arahan, terkesan mereka itu menyepelekanMakanya saya emosi, dan memukul perut mereka dan menamparnya," akunya, saat ditemui di Polsek Bandar, kemarin.

Saat ditanya, apakah dia juga menendang kemaluan salah satu siswanya, Eko pun membenarkan"Cuma gini Pak," katanya, sambil memperagakan kakinya yang menendang.

Kepala SMP 2 Bandar, Agus Salim, pun ikut membenarkan kejadian itu"Terus terang, saya baru dilapori oleh guru yang bersangkutan Sabtu (15/11) kemarinSaat itu dia cuma cerita, dirinya menampar kelima siswanya, dan memberitahukan bahwa hari Senin akan ada demo terkait kasus itu," ungkapnya di Polsek Bandar.

Atas kejadian itu, Agus pun mengaku menyayangkannya"Setiap kali rapat, padahal saya sudah beritahukan kepada seluruh staf pengajar, agar tidak melakukan kontak fisik saat mengajarAtas kejadian ini, saya menyayangkannya," terangnya, sambil menyatakan bahwa hingga kemarin pihaknya belum bertemu dengan orangtua kelima siswa tersebut.

Akan halnya kelima siswa yang dipanggil siang harinya (di Polsek), membenarkan penganiayaan tersebut, namun membantah jika mereka disebut sering membuat kesalahan"Saya baru satu kali (melanggar), PakYa, Hari Pahlawan itu," terang Ahmad Triyono, yang dibenarkan pula oleh keempat temannya yang lain.

Dijelaskannya, saat itu ia juga tak menyangka akan dipukul oleh gurunya"Saya kan orang pertama yang dipukul perutnya PakMakanya, saya tak ada persiapanSelanjutnya, kami ditampar dan kepala kami didorongItu masih mending PakPak Guru juga menendang kemaluan sayaUntung saya sempat menahan dengan kedua tangan sayaKalau tidak, nggak tau nasib saya Pak," ceritanya, seraya menjelaskan bahwa esok harinya dirinya tak masuk karena sakit.

Hal itu dibenarkan orang tua korban, Wardoyo"Saat itu, saya tanya ke anak sayaKatanya sakitMakanya, saya belikan puyer di warungSaya tidak tahu kalau habis dianiaya gurunya," terangnya.

Wardoyo bersama dengan orangtua keempat siswa pun mengaku tak terima atas perbuatan guru tersebut"Saya yang merawat dari bayi saja tidak pernah menampar anak sayaIni kok malah ditampar oleh gurunyaTerus terang, saya tidak terima," tegasnya.

Sementara, Kapolsek Bandar AKP Sugiyanto, saat dikonfirmasi membenarkan tengah menangani dugaan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh guru, dengan korban lima siswa SMP 2 Bandar itu"Kita masih selidikiSaat ini, saya belum bisa memberikan keterangan apapun, karena masih (dalam) penyelidikan," ungkapnya(wid/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pukul Pacar yang Hobi Berbaju Seksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler