Guru Berisik, Gubernur Stop Pidato

Sabtu, 26 November 2011 – 12:48 WIB

SINTANG – Gubernur Kalbar Cornelis rupanya merasa terganggu juga jika saat menyampaikan pidato tidak mendapatkan perhatianSeperti saat membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada peringatan Hari Guru Nasional di Indoor Apang Semangai, Sintang, Jumat (25/11)

BACA JUGA: Baku Tembak, Dua Maling Motor Tewas Didor

Cornelis menegur guru yang ribut saat dirinya membacakan sambutan tersebut.
 
“Ngomong dulu ya, saya berhenti dulu membacakan pidato Menteri ini
Silakan ribut atau bisik-bisik

BACA JUGA: Oknum PNS Gelar Pesta Sabu

Kalau sudah, saya lanjutkan pembacaan sambutan ini
Kalau boleh, saya lanjutkan

BACA JUGA: 17 Diamankan, Dua Ditetapkan Tersangka

Kalau tidak, saya duduk kembaliGimana, boleh?” tegur Cornelis.

Mendapat pertanyaan seperti itu, guru yang memadati Indoor yang semula gaduh berubah heningSetelah itu, Cornelis kembali melanjutkan pidato menteri.

Cornelis mengatakan profesi guru sangat muliaKarena guru menjadi jembatan bagi peserta didik untuk menuju masa depan.
 
“Akan dibawa ke mana peserta didik, tergantung dari jembatan ituMakanya, guru mendapat tugas yang berat namun muliaKarena menyiapkan generasi penerus mendatang yang lebih baik sekaligus membangun peradaban,” katanya
 
Karena guru merupakan tugas yang mulia, Cornelis mengharapkan guru bekerja dengan mengedepankan profesionalismeKarena apabila salah, arah akan mustahil diputar kembali untuk memperbaiknya.

“Profesional isme guru harus dilakukan secara berkelanjutan dan seksamaJangan terjebak pada kepentingan sesaatKarena, hubungan antara profesionalitas dan kompetensi memiliki hubungan erat,” jelasnya.

Cornelis meminta agar Persatuan Guru Republik Indonesia dapat menjaga profesionalisme dan tetap menjaga netralitas, terutama menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2012“PGRI jangan mau dijadikan ajang politik, dan digiring oleh oknum-oknum yang sengaja memanfaatkan PGRI untuk politik, tetapi lembaga PGRI tidak memiliki hak untuk menghalangi anggotanya dalam memilih dan dipilih,” kata Cornelis.

Menurutnya, PGRI adalah lembaga yang tidak ada terkait dengan politikLembaga itu tidak punya kewenangan untuk mengajukan calon pimpinan daerah.
 
Cornelis menilai, guru adalah pekerjaan muliaGuru punya peran strategis dalam menentukan masa depan bangsa“Anggotanya boleh maju, namun jangan bawa nama lembaganya,” pesannyaDi sisi lain, Cornelis juga mengingatkan bahwa pekerjaan guru bukanlah pekerjaan untuk mencari kekuasaanJika profesi guru dibawa ke ranah politik, dampaknya akan sangat besarSebab, anak didik pasti akan terkorban.

Cornelis berharap, PGRI juga tidak mengembangkan manajemen konflik antarpengurus dan antaranggota, hanya demi kepentingan sesaatJika ditemukan adanya permasalahan, hendaknya dapat diselesaikan dengan cara profesional dalam lembaga tersebut(ron/zal/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenazah WN Belanda Disandera RS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler