Guru Besar IPB Apresiasi Potensi Panen Padi 2021 yang Mencapai 4,86 Juta Hektare

Jumat, 05 Maret 2021 – 14:35 WIB
Gedung Kementerian Pertanian. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai berhasil membangun kolaborasi dan sinergitas apik dengan para petani dalam menjaga produksi padi.

Hal ini disampaikan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ir Hermanto Siregar saat dihubungi beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Program RJIT Kementan Terbukti Memberikan Dampak Positif

Menurut Hermanto, Kementan mampu melakukan upaya mitigasi dan pengendalian cuaca ekstrem, sehingga produksi padi pada setiap musim tanam selalu menunjukan hasil positif

Dia mengatakan di era pandemi yang belum pasti kapan berakhir ini, berbagai risiko memang harus diantisipasi.

BACA JUGA: Siapkan SDM Pertanian Modern, PPMKP Ciawi Diminta Lakukan Transformasi Metode Pelatihan

"Nah, kebijakan Kementan dan kesadaran para petani adalah bekal penting untuk menjaga kondisi musim tanam di tahun 2021. Secara keseluruhan saya menilai produksi padi kita mengalami peningkatan yang cukup baik," katanya dalam siaran pers Kementan, Jumat (5/3).

Menurut Hermanto, kebijakan Kementan dalam menjaga produksi padi sudah sangat tepat, terutama terkait pengadaan benih unggul, penggunaan alat mesin pertanian hingga menyiapkan asuransi usaha tani padi (AUTP) sebagai jaminan dan perhatian terhadap nasib dan kesejahteraan para petani.

BACA JUGA: Syahrul Yasin Limpo: Jangan Ada Kata Mundur, Kita Harus Fight 

"Kondisi pandemi sejak tahun lalu sudah terbukti disikapi dengan baik oleh Kementan yaitu dengan kebijakan yang mendorong petani meningkatkan produksi. Dari pihak petani juga ada kesadaran akan pentingnya menjaga ketahanan pangan, terutama di level rumah tangganya sendiri," paparnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis adanya potensi peningkatan produksi padi pada tahun 2021 sebesar 4,86 juta hektare atau naik sebesar 26,56 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan terjadi karena panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah terus menunjukan tren positif.

Berdasarkan catatan BPS, pergerakan produksi beras tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton.

Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka tahun 2019 yang hanya mencapai 54,60 juta ton.

Adapun total luasan panen pada tahun 2020 mencapai 10,66 juta hektar dengan total produksi padi mencapai 54,65 juta ton (gabah kering giling).

Sementara sentra terbesar produksi padi pada tahun ini masih meliputi Provinsi Jawa Timur dan Provinsi lainya seperti Sulawesi dan Jawa Barat.

Terkait hal ini, Hermanto menilai semua prakiraan PBS itu sangat masuk akal, mengingat arel tanam di musim ini mapun di musim sebelumnya dialiri curah hujan yang cukup, sehingga proses produktivitas tanaman berjalan secara baik.

"Prakiraan BPS itu sangat wajar karena Triwulan I Tahun 2021 panen padi akan cukup signifikan. Hal ini karena dua bulan terakhir tahun 2020 areal-areal padi kita mendapat curah hujan yang cukup memadai. Namun demikian, puncak panen padi akan terjadi pada Triwulan II Tahun 2021," katanya

Meski demikian, lanjut Hermanto, ada tiga masukan penting yang harus dilakukan pemerintah agar prakiraan kenaikan produksi dapat diwujudkan.

Pertama, pemerintah perlu memastikan ketersediaan pupuk di level petani.

Kedua, lahan usahatani non-sawah harus ditanami dengan padi ladang atau jenis lain yang sesuai, sehingga usaha tani padi non-sawah mampu dikerjakan secara optimal.

"Ketiga, penyuluhan atau pemberdayaan petani harus dilaksanakan lebih efektif untuk mendorong Kostratani bekerja secara riil dan dapat meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani," tutupnya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan   padi   panen   IPB  

Terpopuler