Guru Bingung Buat Materi Pembelajaran, Manfaatkan AI

Senin, 26 Juni 2023 – 19:55 WIB
Para guru bisa memanfaatkan  artifisial intelijen (AI) atau kecerdasan buatan dalam pembelajaran. Foto dok. Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Para guru bisa memanfaatkan  artifisial intelijen (AI) atau kecerdasan buatan dalam pembelajaran.

Cara ini dinilai ampuh untuk membuat siswa lebih mudah paham.

BACA JUGA: Inovasi, Kolaborasi & Digitalisasi jadi Kunci Peningkatan Penetrasi Ekonomi Syariah

Hal ini mengemuka dalam kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan Provinsi Sumatra Barat, beberapa waktu lalu. 

“Kalau misalnya Bapak Ibu bingung mau buat materi pembelajaran, tetapi tidak tahu cara mencari atau bikinnya bagaimana, bisa cari dengan menggunakan ChatGPT, " kata Ike Fitri Wardani dari Pandu Digital Purwa saat menyampaikan materi tentang Pemanfaatan AI dalam Konten Pembelajaran Digital

BACA JUGA: Teknologi AI di Depan Mata, Cak Udin: Pembangunan Harus Didasari Nilai Pancasila

Ike menjelaskan mengenai pemanfaatan ChatGPT sebagai AI model dalam membantu keefektifan metode pembelajaran bagi para tenaga pendidik terhadap peserta didiknya.

Contohnya, materi tentang sejarah kemerdekaan Indonesia,  AI dari ChatGPT bisa langsung memberi beberapa informasi tentang sejarah tersebut. 

BACA JUGA: Kemampuan Literasi Digital Guru & Tenaga Pendidik Meningkat, Siswa Makin Cakap

"Itu nantinya bisa dijadikan acuan dalam pembuatan materi pembelajaran kepada siswa-siswi,” kata Ike.

Dijelaskan pula cara menggunakan ChatGPT beserta fitur-fiturnya kepada para tenaga pendidik. Pemanfaatan ChatGPT ini bertujuan mendukung peningkatan keterampilan tenaga pendidik dalam mengoperasikan AI sebagai teknologi digital dalam metode pembelajaran. 

Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Frida Aprilia menuturkan bahwa literasi digital sangat berkaitan erat dengan kemampuan penggunanya dimana di dalamnya terdapat kemampuan dalam menggunakan teknologi sebijak mungkin demi menciptakan interaksi dan komunikasi yang positif.

“Literasi digital akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis dan kreatif, sehingga mereka tidak akan mudah tertipu yang berbasis digital seperti menjadi korban informasi hoaks dan sebagainya,” tutur Frida.

Pada kesempatan sama, Bupati Kabupaten Tanah Datar Eka Putra dalam sambutannya menjelaskan pentingnya literasi digital pada zaman digitalisasi ini terhadap perkembangan dari seluruh tenaga pendidik maupun peserta didik dalam lingkup pendidikan di Provinsi Sumatra Barat.

“Jangan sampai kemampuan guru dalam mengajar dikalahkan oleh siswa-siswi yang sudah melek digital. Guru harus mengikuti perkembangan anak didik dalam menguasai teknologi digital agar tidak tertinggal oleh mereka,” ujar Eka.

Ketua Satgasnas Pandu Digital Anshar Syukur mendukung percepatan transformasi digital harus dibarengi oleh SDM yang bertalenta digital termasuk tenaga pendidik dan peserta didik.

Pada 2020, ada instruksi presiden dalam percepatan transformasi digital yaitu, menyiapkan SDM bertalenta digital, lembaga-lembaga digital yang menyiapkan SDM di mana SDM tersebut yang masih ada di dalam bangku pendidikan. 

"Yang menjadi masalah adalah bukan hanya talenta teknisnya, bukan hanya diajarkan bagaimana membuat video, bukan hanya diarahkan mereka untuk jadi konten kreator, bukan hanya itu," ujarnya 

Namun, yang lebih dibutuhkan lagi adalah menjadi netizen yang berkualitas dengan meningkatkan kemampuan soft skill dan akhlak atau karakternya saat berada di media sosial, sambung Anshar. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler