jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Wilayah Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Jawa Timur Eko Mardiono mengatakan, Hari Guru Nasional juga pantas dirayakan untuk honorer. Mengingat pengabdian dan perjuangan mereka yang tidak kenal waktu meski digaji rendah.
"Mereka tetap mengabdi dan semangat mengajar siswa. Ketika guru PNS bersukacita mendapatkan tunjangan kinerja bahkan gaji 13 dan 14, honorer tetap fokus dan santai. Menikmati hari-harinya sebagai honorer meskipun ada rasa ingin seperti guru PNS," terang Eko kepada JPNN, Minggu (25/11).
BACA JUGA: FHK2I: Pemerintah Menyia-nyiakan Guru Honorer K2
Seringkali guru honorer merasa ketidakadilan sengaja dibiarkan pemerintah. Dengan pekerjaan yang sama bahkan melebihi guru PNS tapi kesejahteraan jomplang.
Eko melanjutkan, jadi sangat pas jika gelar pahlawan tanpa tanda jasa itu untuk guru honorer. Lihat saja guru honorer di garis depan, pelosok negeri yang sekan akan tidak ada tenaga pendidiknya. Di sanalah guru honorer mengabdikan dirinya sambil bertani dan usaha-usaha apa yang bisa memenuhi hidupnya.
BACA JUGA: Guru Honorer Pusing Mikirin SK Pengangkatan
Mereka tetap loyal pada negara. Mereka tetap sayang pada anak-anak didiknya meskipun pemerintah menganggap seakan-akan tidak ada.
"Seharusnya presiden itu kalau ingin tahu kondisi rakyatnya berkunjung ke daerah terluar, terpencil, terisolir. Lihat siapa yang jadi guru-guru itu. Hampir 90 persen honorer. Yang PNS kebanyakan pilih pindah ke daerah yang dianggap layak," ucapnya.
BACA JUGA: Lima Artis Cantik Ini Ternyata Senang Mengajar
Sayangnya apa yang dilakukan honorer itu tidak tampak sama sekali oleh pemerintah. Eko menilai negara ini jadi aneh. "Intinya, guru honorer layak jadi pahlawan tanpa tanda jasa. Ini sesuai namanya jasanya tidak terlukiskan," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Curhatan Honorer K2 di Hari Guru: Kami Juga Manusia
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad