jpnn.com, KLATEN - Guru olahraga SMPN 1 Trucuk, Klaten bernama Supriyadi melakoni nazar setelah dinyatakan lulus tes pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Pria berusia 53 tahun itu jalan dari Klaten ke Yogyakarta. Jarak perjalanan yang ditempuh sekitar 37 kilometer.
BACA JUGA: 173.329 Guru Honorer Lulus PPPK 2021 Tahap I, Bagaimana Nasib Tenaga Teknis Administrasi?
Supriyadi tampak mengenakan jaket dan topi berwarna hitam saat menyusuri jalan Solo-Jogja, tepatnya di Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Minggu (10/10).
Wajah Supriyadi tertutup masker corak batik warna merah. Di punggungnya melekat tas ransel warna abu-abu. Dan di tangannya ada sebotol air mineral.
BACA JUGA: Pak Atep Berstatus Guru Honorer K2 Beserdik, Ikut Tes PPPK Tahap 1, Hasilnya Bikin Sedih
Panas terik tak menyurutkan langkah guru honorer asal Desa Planggu, Kecamatan Trucuk itu.
Dia memang sudah bernazar sebelum pelaksanaan tes PPPK. Yakni jalan kaki dari Klaten menuju Yogyakarta.
BACA JUGA: Guru Honorer Sepuh Tak Lulus PPPK Tahap I, PHK2I Jatim: Afirmasi hanya Akal-akalan
Tiba di Desa Plawikan, dia sempat berhenti untuk istirahat sejenak. Tepat di samping bangunan gudang semen di tepi Jalan Solo-Yogyakarta. Dia duduk sembari menjulurkan kedua kakinya.
"Kaki saya kram. Berhenti sebentar untuk meredakan nyeri,” kata Supriyadi.
Di Kota Gudeng, Supriyadi ingin mengunjungi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kampus tempat dia menimbal ilmu, sebelumnya akhirnya menjadi guru olahraga selama 25 tahun.
Lulus jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan UNY pada 1997, Supriyadi langsung diterima sebagai guru di Semarang dan Grobogan.
Waktu itu mengajar di sekolah swasta. Enam tahun berselang, dia pilih pulang kampung. Setelah diterima mengajar di SMPN 1 Trucuk. Statusnya hanya guru honorer. Gaji per bulan sekitar Rp 200 ribu.
“Gaji sebegitu bertahan sampai 2019. Akhirnya pada 2020, gaji saya naik jadi Rp 400 ribu per bulan. Setelah ada tambahan jam mengajar. Lalu saya mendaftar PPPK, pada Agustus lalu. Ternyata lolos administrasi dan mengikuti tes pada September,” kata Supriyadi sambil sesekali meregangkan kakinya yang masih kram.
Supriyadi mendapat kabar lolos tes PPPK, Jumat (8/10).
Dia langsung bersiap berjalan kaki dari SMPN 1 Trucuk menuju UNY sebagai wujud syukur. Kemudian direalisasikan pada Minggu (10/10) pagi pukul 06.00.
“Setelah salat Subuh, saya minta diantar istri ke SMPN 1 Trucuk. Saya bilang ke istri, ingin piknik ke Jogja. Sempat ditanya, kok tidak ada temannya? Lalu saya jelaskan, saya ingin jalan kaki menuju Jogja, sebagai bagian dari nazar setelah lulus tes PPPK,” beber Supriyadi.
Istri Supriyadi, Sukani (53) menangis sejadi-jadinya. Karena permintaan istri untuk menemani sampai ke Jogja ditolak.
Namun, Supriyadi berhasil meyakinkan istrinya. Bahwa dia sanggup menjalankan nazar tersebut. “Sebelumnya saya sempat berlatih dan pemanasan,” ujarnya.
Setelah mendapat penjelasan, Sukani dan ketiga anaknya bisa menerima nazar suaminya tersebut.
Justru mereka berbalik memberi semangat. “Tadi (kemarin) belum sempat sarapan. Sampai di sini langsung makan pisang dan minum air mineral,” ungkap Supriyadi.
Selama perjalanan, Supriyadi terlihat menggendeng tas ransel. Namun, isi di dalamnya bukan bekal makanan dan minuman. Melainkan hanya beberapa buah masker dan hand sanitizer.
“Saya lakukan dengan santai sambil dinikmati. Sudah saya bilang, ini piknik. Perkiraan sampai di UNY pukul 16.00 sore,” kata Supriyadi. (anggapurenda/radarsolo)
Redaktur & Reporter : Adek