jpnn.com, JAKARTA - Ketua Solidaritas Nasional Wiyatabakti Indonesia (SNWI) Sumatera Selatan Susi Maryani mengungkapkan fenomena guru honorer jadi korban penipuan sudah lama terjadi.
Guru honorer menjadi sasaran empuk para calo karena besarnya hasrat menyandang status PNS.
BACA JUGA: Puluhan Honorer K2 Tertipu Orang Mengaku Staf KSP, Setor Uang demi SK PNS & PPPK
"Sudah lama guru honorer menjadi korban penipuan. Namun, kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak saja," kata Susi kepada JPNN.com, Kamis (30/12).
Dia melanjutkan tidak sedikit guru honorer yang saking terobsesi menjadi PNS atau PPPK mudah sekali percaya dengan iming-iming calo yang tidak ada dasarnya.
BACA JUGA: Jangan Sampai Tertipu, Proses Pendataan Honorer Seharusnya Tidak Berbayar
Sebelum kasus penipuan yang menimpa honorer K2 di Jawa Barat, Susi mengungkapkan sudah pernah terjadi kasus serupa. Mirisnya, para guru honorer yang tertipu itu menempuh berbagai cara agar bisa menjadi PNS.
Saat calo menawarkan jasa dan meminta imbalan uang, guru honorer tanpa berpikir panjang langsung mengiyakan. Mereka tidak berpikir mau diambil dari mana uangnya.
BACA JUGA: Kaleidoskop 2021: 12 Tokoh Honorer dalam Polemik PPPK, Beberapa Kerap Menangis
"Sedih juga teman-teman sampai utang sana-sini. Bahkan, ada yang terjerat rentenir. SK PNS tiada, uang melayang, dan tinggal bayar utang yang bejibun,' tutur guru honorer pendidikan agama Islam (PAI) ini.
Dia melihat guru honorer terus menjadi sasaran empuk calo karena kehidupannya yang minim. Bertahun-tahun digaji rendah sehingga ketika calo datang memengaruhi dengan tipu muslihatnya, para guru honorer tidak lagi bisa berpikir rasional.
"Sebenarnya kasihan juga sih nasib mereka yang kena tipu. Cari uang susah, eh ditipu lagi," ucapnya.
Susi yang sudah lulus PPPK guru tahap 1 ini mengimbau rekan-rekannya untuk terus memantau laman resmi pemerintah dan medsos pemerintah. Ini untuk mencegah terjadinya penipuan.
"Kalau ikuti perkembangan pasti tahu tidak ada rekrutmen CPNS guru. Aneh kalau diiming-imingi SK PNS Januari 2022," pungkasnya. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad