jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Guru Prioritas Pertama Negeri dan Swasta (FGPPNS) Hasna mengungkapkan bagaimana kesedihan yang melanda para P1.
Mereka sudah lulus passing grade (PG), tetapi ternyata tidak semuanya bisa mendapatkan formasi.
BACA JUGA: Formasi PPPK 2022 Lebih Banyak untuk P2, P3 & P4, Jatah P1 Bikin Guru Lulus PG Stres
Salah satu yang bikin mereka kecewa, pemda malah menyediakan formasi untuk P2, P3, dan pelamar umum (P4).
Hasna mencontohkan, Kota Cilegon yang menyediakan 700-an formasi untuk P2 sampai P4. Honorer K2 (P2) dan guru honorer negeri minimal 3 tahun bekerja (P3) yang kesemuanya tidak lulus PG maupun belum ikut tes.
BACA JUGA: Wali Kota Kediri: Guru Tidak Boleh Alergi Terhadap Teknologi
Sementara, 221 P1 di Kota Cilegon malah tidak semuanya mendapatkan formasi.
"Aneh ya, P1 yang hanya 221 tidak mendapatkan formasi, sedangkan yang P2, P3, dan pelamar umum dikasi formasi 700 lebih," kata Hasna kepada JPNN.com, Minggu (20/11).
BACA JUGA: Status PPPK Masih Diperjuangkan, Guru Honorer Menyambi Jadi Pengawas Pertandingan Sepak BolaÂ
Hasna mengaku banyak menerima telepon dan guru lulus PG (P1). Mereka menangis sampai cukup banyak yang stres.
Hasna tidak tega melihat kondisi para guru lulus PG tanpa formasi. Perjuangan setahun lebih malah membuat mereka sakit hati.
Memang, kata Hasna, dari 193.954 guru lulus PG yang mendapatkan formasi sebanyak 127 ribuan. Hanya 55 ribuan yang tidak mendapatkan formasi PPPK 2022.
Namun, angka 55 tibu itu sangat besar. Angka itu jauh lebih besar dibandingkan hasil seleksi PPPK 2019, yang hanya sekitar 51 ribu.
Seharusnya kata Hasna, pemda yang memiliki guru lulus PG menyelamatkan dahulu P1. Dia mencontohkan, Pemkab Garut yang mengakomodir 3 ribuan P1 dan tidak membuka formasi untuk P2 sampai P4.
Di Provinsi Banten, formasi yang dibuka hanya 500 untuk P1. Banten tidak membuka formasi P2 sampai umum.
"Intinya semua ada pada niat baik pemerintah. Mau tidak menyelesaikan guru lulus PG yang nyata-nyata P1. Kalau enggak, ya P1 pasti gigit jari lagi," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad