Guru NTT: Perubahan Kurikulum Rugikan Tenaga Pendidik

Kamis, 11 Mei 2017 – 12:28 WIB
Guru-guru di NTT. Foto: Mesya Mohammad/JPNN

jpnn.com, KUPANG - Perubahan kurikulum yang sering terjadi dikeluhkan guru-guru di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut mereka, kurikulum yang sering berganti merugikan tenaga guru.

BACA JUGA: Tulis SMS Dulu, Setelah Itu Naik ke Atas Pohon Cari Sinyal

Seperti yang dirasakan Florence Netta, guru SMK 2 Sabu Barat Kabupaten Sabu Rajua. Awalnya dia mengajar bidang studi komputer.

Begitu kurikulum berubah, dia harus menyesuaikan kompetensinya ke TIK.

BACA JUGA: Cara Ini Bikin Guru Tak Sibuk Lagi Cari Tambahan

Kini dia juga harus menambah keahlian ganda karena TIK tidak ada lagi karena diganti multimedia.

"Memang sih kompetensi kami terus bertambah. Namun, di sisi lain, karena perubahan kurikulum itu memengaruhi proses sertifikasi kami sehingga untuk memenuhi jam mengajar 24 jam sulit sekali," keluh Florence yang ditemui di SMK 2 Kupang, Rabu (10/5).‎

BACA JUGA: Salah Informasi, Banyak Guru NTT Mundur

Keluhan senada diungkapkan‎ ‎Juliana Lani Kuhurima, guru SMK 1 Kupang.

Seringnya kurikulum diganti, cukup merepotkan para guru. Mereka harus memelajari modul yang berbeda.

"Kalau hanya belajar sih gampang, tapi untuk penyesuaian mata pelajaran itu. Kami harus butuh waktu lagi, sementara proses belajar mengajar kan jalan terus," terang guru mata pelajaran IPA ini.

Belum lagi ada ketentuan pemerintah untuk guru yang tidak bisa mengambil sertifikasi bila bidang studinya tidak linear dengan keahlian.

"Mendikbud memang sudah mengatakan tidak lagi linear tapi serumpun. Namun, realisasi di lapang tidak seperti itu, kami tetap dituntut harus linear," ungkapnya.

Baik Lani maupun Florence berharap pemerintah tidak lagi membingungkan tenaga guru dan jangan keseringan mengganti kurikulum. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi, Tolong Tinjau Perbatasan Kalbar-Malaysia


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler