Guru Pengagum Jokowi Menulis Surat Terbuka, Ada Kata Zalim dan Alam Kubur

Kamis, 07 Januari 2021 – 07:36 WIB
Ketua PB PGRI Dudung Nurullah Koswara. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara mengajukan permohonan kepada Presiden Joko Widodo.

Permohonan itu dia tulis dalam bentuk surat terbuka.

BACA JUGA: Kepala BKN: PPPK Bukan Pegawai Kontrak Biasa, Tak Bisa Diberhentikan Semaunya

Inti dari surat terbuka, Dudung berharap Jokowi memberikan keadilan pada kaum guru terutama honorer K2 yang tertinggal dalam rekrutmen CPNS maupun PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).

Dudung juga berharap Jokowi bisa seperti Khalifah  Umar bin Khatab yang memberikan kebahagiaan bagi rakyat kecil.

BACA JUGA: Informasi Terbaru soal Dana Pensiun PNS dan PPPK

"Saya percaya dalam kepemimpinan Bapak tidak ada guru yang merasa dizalimi.  Kami menunggu waktu perintah Bapak pada pembantu Bapak agar memuliakan guru honorer K2," kata Dudung dalam surat terbukanya, Rabu (6/1). (esy/jpnn)

Berikut isi surat terbuka Dudung Nurullah Koswara:

BACA JUGA: Info Terbaru Skema Rekrutmen PPPK 2021 dari BKN, Termasuk Guru, Tolong Disimak

Bapak Jokowi, saya pengagum Bapak. Saya bukan PNS yang masuk kategori 72 persen.

Tulisan di media cetak dan dua buku khusus terkait Bapak, saya tulis Bapak orang yang sangat hebat dan saya kagumi.

Tulisan-tulisan saya tentang Bapak,  terdokumentasi dengan baik.  Namun maaf Bapak Jokowi, melalui surat ini saya akan narasikan sebuah derita panjang rakyat Bapak.

Rakyat yang mana? Rakyat entitas guru honorer K2 yang tertinggal  menjadi PNS dan PPPK.

Sebagian guru honorer K2,  beberapa sudah meninggal dunia membawa derita panjangnya ke alam kubur.

Bapak Jokowi yang saya muliakan dan saya kagumi. Hari ini saya ditelepon perwakilan guru honorer K2.

Mereka mengaspirasikan derita panjangnya sebagai pahlawan pendidik  usia tua. Usia mereka banyak yang di atas 50 tahun. 

Di antara para pengabdi itu adalah Ibu Rr. Dyan Candrasari. N, S.Pd.  Ia  sudah  mengabdi pada negara sejak 1990.  Entitas mereka awalnya sangat berharap mengikuti sahabat lainnya yang sudah lolos  menjadi PNS. Kini harapan itu tiada.

Satu lagi adalah Ibu Tita Sugihartati, 52 tahun. Ia mengajar sejak Juli 2004. Dari aspirasi yang mereka inginkan substansinya sama yakni mohon kepada pemerintah agar guru yang usianya di atas 50 tahun tolong diprioritaskan. Mereka (para guru tua) meminta keadilan kepada pemerintah melalui Bapak Jokowi sebagai presidennya. 

Sebagai pendidik, pengurus organisasi profesi guru, saya setuju dan sepakat bila pemerintah ingin mengamalkan Pancasila terutama sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab, adakan jalur khusus jadikan mereka PPPK,  karena  tak memungkinkan menjadi PNS karena aturan baru. Mereka tidak harus diadukan atau seleksi bersama para guru muda.

Mengapa mereka tidak harus beradu dengan guru muda? Pepatah bijak mengatakan orang yang berjasa jauh lebih utama dari orang yang pintar namun baru mau memulai kerja atau berjuang.

Para tenaga honorer guru dan tenaga honorer lainnya di republik ini yang sudah berusia lanjut dan  berprestasi (mengabdi lama non UMR/UMP/UMK) segera loloskan jalur PPPK!  Portofolio dedikasi mereka lebih dari cukup!

Dalam kisah keagamaan seorang ulama menceritakan bahwa Khalifah  Umar bin Khatab  mendapatkan seorang ibu tua (metafora honorer K2) memasak batu untuk mengelabui anak-anaknya yang kelaparan agar tertidur. 

Ini persis dengan nasib para guru honorer K2 yang  sudah pada berumur dan sengsara membiayai anak-anaknya.

Betapa indahnya bila Bapak Jokowi bagaikan Khaifah Umar bin Khatab memanggul sendiri karung beras dan diberikan kepada ibu tua yang kelaparan.

Mengapa tidak, yang mulia Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memanggul sekarung SK diterimanya para guru honorer tua K2, dimuliakan menjadi PPPK tanpa tes! Mereka sudah bukan waktunya dites lagi melainkan dimuliakan!

Sehat selalu bBpak presidenku. Semoga Bapak mendengar jeritan pinggiran para guru honorer tua K2. Saya percaya dalam kepemimpinan bapak tidak ada guru yang merasa dizalimi. 

Kami menunggu waktu perintah bapak pada pembantu bapak agar memuliakan mereka (guru honorer K2) sesuai Pancasila sila kedua!

Salam hormat,

Dudung Nurullah Koswara

Ketua PB PGRI

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler