jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengatakan dalam menggodok regulasi sekolah lima hari dengan durasi delapan sejam per hari, Kemendikbud terlihat jalan sendiri.
’’Mereka seperti lupa, bahwa Kemendikbud itu tidak punya sekolah. Tidak punya guru,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Mendikbud Bantah Bikin Kebijakan Tanpa Dasar Ratas
Sekolah negeri dan swasta ada di bawah bupati, walikota, dan gubernur. Ketiganya lebih tunduk kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Kemudian madrasah di seluruh Indonesia ada di bawah Menteri Agama (Menag).
Indra mengatakan niatan Kemendikbud menjalankan sekolah delapan jam sehari sebenarnya bagus. Yakni untuk lebih mendayagunaan para guru PNS.
BACA JUGA: Menteri Muhadjir: Permendikbud Hari Sekolah Tetap Berlaku sampai...
Dia mengungkapkan bahwa saat ini terjadi kecemburuan di antara guru PNS dan PNS umum. Guru jam 13.00 atau 14.00 sudah pulang, sementara PNS umum pulangnya jam 16.00 sore.
Sementara penghasilan guru PNS jauh lebih besar setelah mendapatkan tunjangan profesi guru.
BACA JUGA: Novanto Khawatir Full Day School Mematikan Madrasah Diniyah
Wakil Ketua Komisi X Ferdiansyah mengatakan hampir tidak mungkin sekolah delapan jam sehari diterapkan Juli nanti.
Sebab pembahasan Perpres efektif baru digulirkan pekan pertama Juli. Sedangkan sekolah efektif dimulai pada pekan ketiga Juli.
Kalaupun Perpres sudah jadi di pertengahan Juli, Kemendikbud masih butuh waktu untuk sosialisasi. Kemudian juga membuat peraturan turunannya seperti Permendikbud dan petunjuk teknis (juknis). ’’Belum lagi sosialisasi ke 216 ribu sekolah itu bukan perkara gampang,’’ kata politisi Golkar itu.
Selain itu Kemendikbud juga harus memutuskan sekolah mana yang benar-benar siap menjalankan kebijakan sekolah delapan jam dalam sehari.
Dia tidak ingin usulan sekolah yang menyatakan siap itu hanya ’’siap-siapan’’ saja. (byu/wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terungkap, Ternyata Ini Alasan Kebijakan Sekolah Lima Hari
Redaktur & Reporter : Soetomo