jpnn.com, BANDUNG - Pengamat politik Boni Hargens menyoroti nasib guru honorer sebuah SMK di Cirebon yang dipecat seusai mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu menilai reaksi Ridwan Kamil yang seorang pemimpin juga berlebihan dan tidak bijak, sehingga berujung pemecatan guru SMK tersebut oleh yayasan.
BACA JUGA: Guru SMK Pengkritik Ridwan Kamil Dipecat, Kang Emil Berkata Begini
Boni memandang komentar yang disampaikan Muhammad Sabil di akun Instagram Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil hanya kritik standar dalam demokrasi.
"Prinsip kebebasan sipil melindungi guru tersebut, apalagi komentarnya untuk menjernihkan peran gubernur sebagai pejabat publik," ujar Boni diberitakan JPNN Jabar, Rabu (15/3).
BACA JUGA: Kritik Ridwan Kamil, Guru SMK di Cirebon Jabar Dipecat
Menurut Boni, kritik yang disampaikan guru honorer itu juga bukan berupa cacian atau ada unsur penghinaan terhadap Ridwan Kamil.
Oleh karena itu, dia menilai terlalu berlebihan jika imbasnya kepada guru SMK tersebut berupa pemecatan sampai perundungan.
BACA JUGA: Seleksi CPNS 2023 Dimulai, Sudah Ribuan Pelamar PPPK Guru 2023 Masuk P1, Jangan Kaget
“Kalau itu kata-kata cacian, hujatan, ya, harus ditindak UU ITE, tetapi itu kan hanya kritik biasa,” ujar Boni.
Itu sebabnya Boni menyebut reaksi eks wali kota Bandung itu tidak bijak bahkan berlebihan hingga berujung pemecatan guru tersebut.
"Respons gubernur Jawa Barat terlalu tendensius dan personal, tidak mencerminkan peran sebagai gubernur," ujar Boni.
Sebelumnya, Muhammad Sabil (34), guru honorer SMK di Cirebon harus kehilangan pekerjaan setelah menyampaikan komentar di salah satu unggahan Ridwan Kamil di Instagram.
Kejadian itu berawal ketika orang nomor satu di Jawa Barat itu mengunggah aktivitasnya saat melakukan percakapan daring dengan beberapa siswa SMP di Tasikmalaya.
Kang Emil melalui unggahan itu mengapresiasi aksi beberapa murid yang urunan membeli sepatu untuk seorang teman kelasnya. Konten tersebut diunggah pada Selasa (14/3) sekitar pukul 10.00 WIB.
Dalam unggahan itu, Emil menggunakan jaket kuning yang identik dengan warna khas partai politik, yakni Golkar, parpol yang kini menaungi gubernur Jabar itu.
Sabil melalui akun pribadinya di Instagram berkomentar 'Dalam zoom ini, Maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil ??? (Dalam zoom ini, kamu ini sedang jadi gubernur jabar atau kader partai atau pribadi)’.
Kang Emil bereaksi dengan menyematkan pin pada komentar Sabil dan membalasnya. "Menurut Maneh Kumaha? (menurut kamu gimana?)”.
Akibat melakukan kritik itu, netizen mulai menyerang Sabil dan bahkan Emil pun sempat mengirim DM (direct message) ke akun Instagram sekolahnya.
“Sementara, serangan netizen masih datang ke Instagram saya dan DM RK (Ridwan Kamil) ke SMK Telkom Cirebon,” kata Sabil dihubungi JPNN.com, kemarin.
Sabil bercerita sejak Rabu kemarin dirinya sudah tidak lagi mengajar di sekolahnya. “Saya sudah tidak lagi mengajar di lembaga pendidikan," ujarnya.
Dia bahkan terancam masuk daftar hitam bidang pendidikan, karena Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang dihapus secara permanen.
Guru honorer itu juga mendapat kabar bahwa pihak Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) X Jabar dan Dinas Pendidikan Jabar menghubungi operator sekolah dan kepala sekolahnya.
"Katanya, akan mengundang saya untuk dimintai keterangan saya, tetapi sampai saat ini belum dapat infonya,” ujar Sabil, kemarin. (mcr27/jpnn)
Artikel ini sudah terbit di JPNN Jabar dengan judul:
Kritik Guru di Medsos Ridwan Kamil Berujung Pemecatan, LPI: Respons Gubernur Jabar Tendensius
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Robot Trading ATG, Tersangka Raymond Enovan Meraup Keuntungan Fantastis
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam