Guru Tangani Kasus Perundungan Malah Diminta Uang Damai Rp 50 Juta

Jumat, 13 Januari 2023 – 20:52 WIB
Dokumentasi - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - PURWAKART - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menaruh perhatian serius terhadap kasus yang dialami seorang guru di Purwakarta, Jawa Barat.

Seorang Guru SMPN 4 Daragdan, Purwakarta dimintai uang damai Rp 50 juta oleh orang tua siswa terkait kasus bully (perundungan) antarsiswa.

BACA JUGA: Selawat Menggema di Aksi 9 Januari, Guru Lulus PG Tanpa Formasi PPPK Menitikkan Air Mata

"Ini berkaitan dengan kasus bully yang dialami siswa disabilitas," ujar Dedi, di Purwakarta, Jumat (13/1).

Menurut Dedi, pihak orang tua siswa seharusnya tidak perlu marah apalagi lapor ke polisi.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ratusan Guru Lulus PG Turun ke Jalan, Brimob Langsung Bergerak, Waspada!

Sebab peristiwa itu masih dalam lingkup pendidikan, jadi bukan murni penganiayaan.

Selain itu, korban maupun pelaku bully merupakan anak yang kurang perhatian, sehingga perlu perhatian lebih.

BACA JUGA: Acungkan Senjata Api ke Warga, Guru Berlagak Jagoan

Dedi menyatakan akan mendampingi sang guru, ibu Yoyos dalam menghadapi persoalan itu.

"Saya akan mendampingi sampai tuntas. Saya yakin polisi tidak akan proses lebih lanjut. Karena dalam pandangan saya ini unsur pendidikan," ucapnya.

Dedi meminta Yoyos fokus mengajar dan tidak perlu memikirkan kasus tersebut, apalagi uang Rp 50 juta.

Sebab dia akan mendampinginya hingga kasus tersebut selesai.

Peristiwa bermula saat seorang siswi di SMPN 4 Darangdan dibully seorang siswa lainnya, karena sejak lahir mengalami disabilitas.

Akibat tak kuat selalu dibully, siswi tersebut menangis histeris di dalam kelas.

Tak lama kemudian siswi itu dievakuasi ke ruang guru.

Guru kesiswaan sekaligus pembina OSIS yang akrab disapa Bu Yoyos kemudian mencari siswa pelaku perundungan tersebut.

Mulanya siswa tersebut mengelak telah membully dan hendak kabur.

Secara refleks Yoyos memukul siswa tersebut menggunakan gagang sapu.

Siswa itu akhirnya mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada siswi yang menangis karena dibully.

"Bully itu ternyata terus-menerus dan mungkin puncaknya sampai R (siswi disabilitas korban bully) menangis menjerit, katanya tidak kuat sampai mau bunuh diri," kata Yoyos saat bertemu Dedi Mulyadi di SMPN 4 Darangdan.

Dia mengatakan sehari berselang setelah kejadian, didatangi orang tua siswa yang sebelumnya dipukul oleh gagang sapu.

Orang tua itu mengaku tidak terima anaknya dipukul.

Setelah ditelusuri ternyata siswa tersebut selama ini tinggal bersama neneknya.

Sementara ibunya bekerja di Arab Saudi dan bapaknya telah bercerai kemudian telah menikah kembali.

"Ternyata yang punya inisiatif lapor ke polisi itu adik ipar bapaknya. Saya sudah di-BAP satu kali, mediasi sudah dua kali," katanya.

Pada mediasi terakhir, kata Yoyos, pihak keluarga siswa diwakili seseorang yang mengaku wartawan.

“Saya tidak tahu wartawan dari mana. Beliau menginginkan uang yang menurut kami tidak masuk akal, minta Rp 50 juta."

"Saya tidak sanggup hanya ada Rp 1,5 juta, dia tolak katanya terlalu jauh," ucapnya.

Akibat hal tersebut Yoyos yang masih memiliki bayi mengaku stres, karena dilaporkan ke polisi dan dimintai uang damai Rp50 juta. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Permintaan Nadiem kepada Kepala Daerah, Ada soal Guru, Sangat Serius & Mendesak!


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler