Guru TK JIS Tidak Melihat Ada Trauma

Selasa, 04 November 2014 – 05:35 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sidang lanjutan perkara Jakarta International School (JIS)  kemarin menghadirkan dua guru TK sekolah tersebut sebagai saksi, yakni Neil Murphy dan Lusiana Christina Siahaan.

Dalam kesaksiannya,  Neil Murphy menyebutkan, selama Desember 2013 hingga Maret 2014 kondisi MAK, siswa yang diduga menjadi korban, tidak kelihatan adanya trauma dan tetap ceria mengikuti kegiatan sekolah.

BACA JUGA: Buku Agama Budha Dikorupsi, 5 Orang Jadi Tersangka

Mada R. Mardanus, pengacara Virgiawan Amin, yang menceritakan mengenai keterangan Neil di persidangan tertutup di PN Jakarta Selatan.

"Dalam keterangannya, saksi mengatakan MAK melakukan aktivitas seperti hari-hari biasa dan tetap ceria. Tidak ada unsur trauma atau hal-hal aneh pada diri MAK ketika berada di sekolah," ujar Mada R. Mardanus, menirukan keterangan Neil Murphy.

BACA JUGA: Saksi Sebut Mantan Sekjen ESDM Gelembungkan Anggaran


Sedang Lusiana, menurut Mada,  menjelaskan bahwa sistem pengawasan di JIS sangat ketat. Setiap aktivitas siswa selalu dilakukan dalam kontrol penuh dari guru. Apalagi banyak orangtua siswa yang ikut menunggu di sekolah.

"Guru Lusiana juga menjelaskan bahwa setiap perubahan pada siswa akan sangat kelihatan karena guru sangat dekat dengan para siswa. Sementara pada MAK tidak ada yang berubah, dia tetap bermain ceria seperti biasa dan terlihat bugar. Kalau ada hal kecil pun kami pasti akan tahu," imbuh Mada menirukan keterangan Lusiana, wali kelas MAK.

BACA JUGA: Ini Enam Menteri Jokowi yang Dilaporkan ke KPK

Dalam keterangannya saksi juga mengungkapkan bahwa ibu Pipit tidak pernah mengantar MAK ke sekolah, melainkan oleh ayahnya yaitu Martijn Kroonen. Sementara pulangnya dijemput oleh pengasuh.

Dalam penjelasannya di persidangan, Mada menambahkan, Neil Murphy juga membenarkan tentang sejumlah foto kegiatan yang dilakukan oleh MAK di sekolah. Pasalnya dia sendiri yang mengambil foto kegiatan tersebut setiap harinya untuk merekam aktivitas para siswa.

Beberapa foto yang dibenarkan saksi adalah kegiatan MAK yang bermain prosotan di tanggal 19 Maret 2014 pukul 10.37 WIB dan wajah ceria MAK ketika bermain di kelas dengan siswa lain pada 20 Maret 2014 pukul 10.30 WIB.

Sementara dalam BAP disebutkan pada tanggal 17 Maret 2014 MAK disodomi oleh Agun, Azwar dan Syahrial sebanyak tiga kali. Kemudian pada 20 Maret kembali terjadi sodomi pada pukul 10. WIB. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penghina Jokowi Wajib Lapor Seminggu Sekali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler