BEGINILAH suasananya kalau Gus Dur mantuSelain resepsi pernikahan yang diselenggarakan di gedung dan dihadiri tamu-tamu "penting?, juga diadakan pesta khusus untuk rakyat jelata
BACA JUGA: Jembatan Gagah dengan Beragam Nuansa
Hiburan dan sajiannya juga khas rakyatAGUNG PUTU ISKANDAR, Jakarta
Sabtu sore (17/10) sebuah panggung didirikan di halaman belakang Pondok Pesantren Al Munawaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan
BACA JUGA: Lupa Bahasa Ibu, Hanya Bisa Bahasa Minang-Indonesia
Pada latar belakang panggung, dipasang spanduk merah besar bertulisan Pesta RakyatBACA JUGA: Potret Semua Pengunjung, Anak Kecil Sasaran Interogasi
Di atas panggung itu, dilangsungkan pesta semalam suntuk hingga Minggu dini hari kemarin (18/10)Karena namanya pesta rakyat, hiburannya pun khas rakyatAntara lain, hiburan musik dangdut dan lawakJuga ada hiburan beberapa grup band sumbangan teman kuliah Faris di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.
Gus Dur pun memanjakan para pengunjung dengan kuliner mak nyusAda lebih dari 15 pedagang keliling yang diborong dan mangkal di lokasi acaraSemua pengunjung bebas makan gratis. Menunya, antara lain, ketupat sayur, sate ayam, bakso, siomai, dan sotoSelain itu, tersedia jajanan khas rakyat seperti kacang godong, pisang godok, singkong, jagung, dan umbi-umbian.
Para pedagang itu adalah mereka yang biasa mangkal di kawasan CiganjurKH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sendiri memborong mereka dengan harga spesial"Saya sering diundang ke siniBaik acara Maulid Nabi, khataman Alquran, wayangan, dan selamatan lainnyaSatu gerobak saya muter-muter dapatnya Rp 400 ribuSama Gus Dur diborong Rp 600 ribu," tutur Slamet, pedagang ketupat sayur asal Pemalang, Jateng.
Tidak perlu lama, ribuan tamu memadati halaman belakang pondokMereka merapat ke sisi depan panggungKarena acaranya sampai larut malam, penonton yang ngantuk digojlok oleh pembawa acara"Heh, ini nonton orkes atau nonton film" Baru jam segini udah ngantuk," katanya.
Selain masyarakat sekitar, beberapa simpatisan Gus Dur dari Jatim pun hadirJawa Pos sempat menemui rombongan dari Surabaya, Probolinggo, Madura, Pasuruan, dan JombangMereka datang dengan bus atau datang sendiri-sendiri"Kami berangkat tadi pagi (Sabtu pagi, Red) dari SurabayaSampai sini jam dua belas malam," kata Rakhmad, lelaki asal Wonokromo, Surabaya
Para santri juga tidak melewatkan momen langka ituMereka merapat ke depan panggung dengan sarung dan kopiah yang masih dikenakanAda yang hanya sekadar nonton, ada juga yang mendokumentasikan konser itu dengan handycam dan kamera digital.
Tamu spesial yang datang di konser malam mingguan itu adalah mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang juga mantan Presiden Bank Dunia Paul WolfowitzPengagum berat Gus Dur itu tidak hanya duduk dan menikmati sajian hiburanWolfowitz ikut "manggung"
Saat penyanyi dangdut Tessa Mariska tampil di panggung, misalnyaWolfowitz langsung naik ke panggung bersama Yenny (panggilan Zannuba Arifah Chafsoh) dan Faris (panggilan Dhohir Farisi)Mereka bergoyang meliuk-liuk mengikuti irama musik dan lantunan suara Tessa yang juga anggota DPR dari Partai Gerindra itu"Hello, hello, assalamualaikum," sapa Wolfowitz sambil melambaikan tangan kepada penontonYenny dan Faris pun kompak terbahak
Sesekali, Tessa menggoda Wolfowitz untuk urun suara ikut bernyanyiTessa yang kenes itu sesekali menyodorkan mik kepada Wolfowitz Tentu saja, pelafalan suara dan cengkok Wolfowitz jauh dari TessaTiap kali Wolfowitz bercuap, penonton tidak henti-hentinya tertawa.
Apa alasan kedatangan Wolfowitz? Lelaki yang mengenakan batik dan bawahan gelap itu mengatakan, dirinya datang karena rasa cinta dan kagum terhadap sosok, pemikiran, dan perilaku politik Gus Dur"Saya datang karena cinta Gus Dur," kata Wolfowitz di depan ribuan penontonYenny yang mendampinginya sesekali ikut menerjemahkan bahasa bule Amerika itu kepada penonton
Wolfowitz terlihat sangat menikmati keberadaannya di tengah massaDia merasakan suasana guyub dan komunal antara yang kaya dan miskin dalam hiburan bernama Pesta Rakyat itu"Pokoknya, saya ini cinta Indonesia," ujarnya
Sesudah menyanyi bareng bule, Yenny dan Faris memberikan sambutanSejoli pengantin baru itu menyatakan sangat berterima kasih kepada masyarakat yang menghadiri pesta rakyat tersebutYenny lantas memperkenalkan Faris sebagai warga baru CiganjurKata putri kedua Gus Dur itu, kalau ketemu Faris di jalan boleh disapa"Yang penting jangan dicolek karena sudah ada yang punya," ujar Yenny yang disambut tawa hadirin.
Tidak lama kemudian, Gus Dur, Shinta Nuriyah, dan Wolfowitz meninggalkan panggungYenny dan Faris melanjutkan acara menikmati sajian hiburan dari pinggir panggungDi akhir pertunjukan, beberapa band kampus rekan Faris di UGM beraksiSalah satunya membawakan lagu khusus untuk Gus DurHanya dengan iringan gitar, para penonton diajak bernyanyiDi akhir lagu, penonton bersorak bersama"Kami akan selalu bersamamu, Gus Dur," teriak mereka, kompakFaris mengacungkan jempol kepada penyanyi gondrong itu
Pesta untuk merayakan pernikahan Yenny-Faris berlanjut hingga tadi malamKali ini khusus untuk undangan yang terdiri atas pejabat, sahabat, dan kolega Gus Dur, serta teman Yenny dan FarisResepsi pernikahan itu berlangsung di Gedung Sampoerna Strategic, kawasan Sudirman, Jakarta Pusat
Sejumlah pejabat negara hadirAntara lain, Sekjen Partai Demokrat sekaligus Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung, Ketua MPR Taufiq Kiemas yang hadir bersama istrinya, Megawati Soekarnoputri, yang juga ketua umum PDI PerjuanganSelain itu, ada Mendagri Mardiyanto, Men PAN Taufiq Effendi, dan Komisaris Utama PT Pertamina Sutanto, Paul Wolfowitz, penyanyi Maia Estianti, dan personel Radja.
Selain mereka, ribuan kolega Gus Dur dan teman Yenny-Faris juga datangLantaran begitu banyak tamu, mereka harus antre panjang untuk memberikan ucapan selamat kepada mempelaiGus Dur beserta istri dan pasangan Yenny-Faris tampak sabar menerima ucapan selamat merekaMulai pukul 19.00 hingga 21.30, tamu terus mengularSelama itu pula, sambil duduk dan menyalami tamu, Gus Dur dipijit oleh pelawak Kirun.
Karena tamu banyak dan tangan kemeng, jabat tangan diskors sekitar 30 menit untuk memberi kesempatan kepada Gus Dur dan mempelai istirahatSetelah itu, acara salam-salaman dilanjutkanPara tamu dihibur musik campursari dan penyanyi Titi D.J(nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berpamitan untuk Selamanya
Redaktur : Tim Redaksi