Gus Jazil: Ini Berkah Maulid Nabi

Jumat, 30 Oktober 2020 – 21:35 WIB
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid saat dikukuhkan sebagai anggota kehormatan Pagar Nusa di Lamongan, Kamis (29/10). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, LAMONGAN - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dikukuhkan sebagai anggota kehormatan Pagar Nusa ketika menghadiri 'Gebyar Maulid dan Pembaiatan Santri Baru Pencak Silat NU Pagar Nusa Lamongan 2020' di Gedung GOR Kemantren Sport Center Paciran, Kamis (29/10).

Kegiatan itu diadakan Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus pembaiatan anggota baru.

BACA JUGA: Di Forum Pemuda Pancasila, Bamsoet: Jangan Sampai Kita Pecah

"Saya merasa bahagia dikukuhkan menjadi anggota kehormatan Pagar Nusa Lamongan," kata Jazilul di depan Ketua Pagar Nusa Lamongan Moch Mahfud dan para pendekar, kiai, dan masyarakat setempat.

Gus Jazil -panggilan Jazilul mengajak anggota Pagar Nusa untuk belajar kesabaran, ketabahan, dan ruhul jihad dari Nabi. Begitu pula semua umat Islam wajib meneladani Rasulullah.

BACA JUGA: Gubernur Ganjar Pranowo Abaikan SE Menaker, UMP Jateng Tetap Naik, Sebegini Angkanya

“Nabi merupakan junjungan kita, kepada beliaulah kita mencontoh bagaimana bersikap, berpikir, dan berbuat," ujar legislator PKB ini.

Dia menyebutkan bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok yang sabar dalam menjalani kehidupan. Dalam perjalanan hidupnya, sejak kecil sudah dirundung dengan kesedihan.

BACA JUGA: Kecam Macron soal Kartun Nabi, Kemenlu Panggil Dubes Prancis untuk RI

Sebelum lahir, ayahnya sudah meninggal dunia. Begitu berumur 6 tahun, ibunya juga tiada. Kakeknya yang dicintai pun juga meninggalkan Nabi untuk selamanya ketika berumur 8 tahun.

“Meski demikian Nabi tetap sabar dan tabah dalam menjalani masa-masa kecilnya," ucap politikus kelahiran Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur ini.

Meski hidup dalam masa-masa seperti itu, katanya, Rasulullah tetap menjalani kehidupan dengan semangat, bahkan perilakunya yang selalu jujur membuat dirinya disebut orang sebagai yang bisa dipercaya atau Al Amin.

"Sikap-sikap yang demikianlah yang perlu kita perbuat. Bersikap dan berbuat jujur membawa rasa nyaman dalam kehidupan semua orang," tambahnya.

Gus Jazil juga menjelaskan bahwa Rasulullah dalam berhubungan dengan sesama umat Islam dan ummat non-muslim selalu berlandaskan pada hukum yang disepakati.

Contohnya ketika renovasi Kabah terjadi perselisihan di antara suku dan kelompok yang ada di Mekkah. Mereka berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad di tempat semula.

Sebagai seorang Al Amin, Nabi pun dipercaya menyelsaikan masalah itu. Ketika itu, Rasulullah membentangkan kain putih dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya.

Selanjutnya, Nabi meminta setiap pemimpin Kabilah untuk memegang setiap sisi ujung kain dan mengangkatnya bersama-sama.

"Langkah yang demikian dirasa adil oleh semua pihak yang berselisih, sehingga masalah renovasi Kabah selesai dengan damai," jelas Gus Jazil.

Dalam setiap perselisihan, katanya, Rasulullah menyelesaikannya dengan perjanjian hukum. Contohnya saat menyelesaikan masalah antara umat Islam dengan kaum Quraisy di Makkah, diselesaikan lewat Perjanjian Hudaibiyyah.

Kemudian, dalam membangun tatanan kehidupan yang lebih luas dengan berbagai suku, kabilah, kelompok, dan agama yang lain, Nabi melakukan perjanjian yang disebut dengan Piagam Madinah.
"Perjanjian itu sebagai panduan hidup bersama," kata Jazilul.

Dari berbagai sejarah itu, kata alumni PMII ini, tu mengatakan bahwa Nabi dalam bersikap kepada dirinya, sesama umat Islam maupun kepada kelompok dan agama lain selalu berlandaskan pada hukum.

"Sikap Nabi yang demikian sangat luar biasa. Meski punya pengaruh yang sangat kuat namun Nabi tetap membangun kebersamaan dengan menyepakati adanya aturan. Mengedepankan hukum inilah yang perlu kita teladani dari Nabi," tambahnya.(jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler