Gus Jazil: Pendidikan Vokasi Perlu Dikembangkan di Pesantren

Jumat, 01 Oktober 2021 – 21:20 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid bersama jajaran akademisi Unair Surabaya melakukan penyerahan dokumen kerja sama bidang pendidikan vokasi antara Unair dan Pesantren Modern Sunanul Muhtadin. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, SURABAYA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid melakukan silaturahmi ke sejumlah akademisi untuk bertukar pikiran memajukan dunia pendidikan pesantren.

Salah satunya dengan para akademisi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

BACA JUGA: Pendidikan Vokasi-Industri Harus Terus Diperkuat

Kegiatan serupa juga dilaksanakan Gus Jazil, sapaan karibnya, dengan para pakar pendidikan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

"Hari ini kami mendengar pencerahan dari Rektor Universitas Airlangga (Unair) dan jajarannya terkait potensi dan tantangan dunia pendidikan mutakhir,” tutur Gus Jazil usai bertemu Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Gedung Rektorat Unair Surabaya, Kamis (30/9).

BACA JUGA: Kabar Gembria dari Gus Yaqut Buat Santri dari Pesantren Salafiyah

Gus Jazil banyak mendapatkan masukan mengenai ide dan berbagai informasi tentang pengembangan pendidikan vokasi.

"Kami ingin nanti sekolah kejuruan ini bisa diberikan penerapan keahlian yang memang dibutuhkan para santri untuk membekali kehidupan di masa mendatang,” kata ketua Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Jakarta itu.

BACA JUGA: Sentil Moeldoko, HNW: Setop Jualan Isu Radikalisme di Madrasah atau Pesantren

Gus Jazil sedang merintis sebuah pesantren modern, yakni Pondok Pesantren Modern Sunanul Muhtadin di Desa Sidorukun, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Setelah sebelumnya sudah berdiri SMP Modern Al-Maajid, dan pada tahun ajaran baru mendatang akan dibuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Rektor Unair Mohamad Nasih menyampaikan kesiapannya bersinergi dengan pesantren.

Menurut Nasih, pendidikan vokasi untuk SMK dan perguruan tinggi di pesantren juga bisa memberikan kecakapan dan keahlian yang nantinya akan mempermudah santri dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.

”Yang terjadi, saat pendidikan vokasi masih ditempuh mahasiswa, pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan sudah inden (menunggu),” kata Nasih. (mrk/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler