jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengaku senang setiap menjelang 22 Oktober yang diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
Tahun ini merupakan peringatan Hari Santri ke-5 sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Peringatan Hari Santri tahun 2020 ini mengusung tema ‘Santri Sehat Indonesia Kuat’. Tema itu diambil berkaitan dengan musibah pandemi Covid-19 yang tengah melanda.
BACA JUGA: Saran Ketua MPR RI untuk Mengakhiri Polemik UU Cipta Kerja
“Saya sebelum menjadi politisi adalah seorang santri,” ujar Jazilul dengan rasa bangga, di Jakarta Senin (12/10).
DIa sepakat dengan tema yang diambil pada peringatan Hari Santri tahun ini. Menurutnya santri adalah generasi muda yang menjadi harapan bangsa.
BACA JUGA: Syahganda Nainggolan KAMI Ditangkap Polisi, Ini Cerita Istrinya ke Yani
“Sebagai generasi muda pelanjut masa depan bangsa maka santri harus sehat,” tegas politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Dari data yang ada, rentang waktu 2020 hingga 2035, masyarakat usia produktif atau usia 16 sampai 30 tahun jumlahnya mencapai 150 juta jiwa, atau 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.
“Dari data itu pastinya jumlah santri mencapai puluhan juta. Dari sinilah posisi dan potensi santri sangat strategis dan penting,” ucap politikus yang beken disapa dengan panggilan Gus Jazil ini.
BACA JUGA: Pak Jokowi tak Perlu Bikin Perppu, Cara Ini Lebih Moderat
Dia mengatakan, santri sebagai generasi muda bangsa tidak hanya dididik untuk menguasai ilmu agama, namun juga ilmu kehidupan lainnya.
Untuk itu, sangat tepat bila santri perlu ‘disehatkan’. Sebab, bila para santri sakit-sakitan atau lemah dan tidak berdaya maka ke depan akan berpengaruh pada masa depan bangsa ini.
Cara menyehatkan santri pada masa pandemi Covid-19 menurut alumni PMII ini, salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin agar terhindar dari coronavirus.
“Santri harus menggunakan masker, sering mencuci tangan menggunakan sabun, serta menjaga jarak,” tegasnya.
Menyehatkan santri menurut pria asal pulau Bawean, Jawa Timur, itu tak cukup sebatas pada masa pandemi Covid-19. Namun, pemerintah harus memberi bantuan secara kontinu kepada pesantren.
Apalagi mayoritas pesantren saat ini dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Pastinya mereka memerlukan bantuan dari pemerintah agar proses pendidikannya lebih maksimal.
“Bila pesantren mendapat bantuan dari pemerintah maka lembaga pendidikan semacam ini akan mampu bersaing dengan lembaga pendidikan yang lainnya,” ucap Gus Jazil.
Dengan begitu, katanya, santri tidak hanya sehat secara fisik namun juga sehat dari segi pendidikan. Bila hal yang demikian terjadi maka santri akan menjadi kelompok masyarakat yang siap dan potensial menjadi kekuatan bangsa dalam berbagai bidang kehidupan.(jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam