Gus Maksum: Hanya AMIN yang Benar-benar Santri

Minggu, 10 Desember 2023 – 19:33 WIB
Co-Captain Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), KH Maksum Faqih menghadiri Haul ke-140 Masyayikh Pondok Pesantren Sembilangan, Bangkalan, Madura, Minggu (10/12/2023). Foto: Timnas AMIN

jpnn.com, SURABAYA - Co-Captain Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), KH Maksum Faqih menghadiri Haul ke-140 Masyayikh Pondok Pesantren Sembilangan, Bangkalan, Madura.

“Saya membawa salam dan pesan dari Pak Anies. Saya hadir di sini diminta Pak Anies mewakili beliau di mana saya juga masuk dalam Timnas AMIN,” terang KH Maksum Faqih, Minggu (10/12).

BACA JUGA: Hasil PISA Indonesia Suram, Jubir AMIN: Bonus Demografi Terancam Jadi Bencana

Menurut Gus Maksum, Pesantren Sembilangan termasuk pesantren keramat di Bangkalan yang sudah berusia sekitar 200-an tahun.

“Bermula dari keraton Cakraningrat IV dan berubah fungsi menjadi pondok pesantren pada masa periode menantu Cakraningrat IV, Kyai Abdul Karim. Dalam konteks sosial, ini seperti bunuh diri kelas, tetapi dalam konteks historis justru meningkatkan kualitas jalan sejarah yang ditempuh. Bukan hanya mengelola urusan dunia, tetapi juga ukhrawi. Yang datang ke pondok ini bukan hanya meminta arahan terkait urusan keseharian, tetapi juga meminta petunjuk tentang ibadah dan hal-hal tentang keterkaitannya dengan Allah SWT,” papar dia.

BACA JUGA: Jubir AMIN Sebut Desak Anies Forum Demokrasi Sesungguhnya

Gus Maksum mengemukakan, memasuki periode kemerdekaan Indonesia, santri dan kiai di Pesantren Sembilangan ikut turun tangan membela negeri.

“Mewakafkan nyawa, harta, ilmu, raga. Mereka tidak berpikir tentang akan mendapatkan apa dan akan menjadi apa di Indonesia merdeka, yang mereka lakukan adalah membela Tanah Air. Hubbul wathan minal iman,” terangnya.

BACA JUGA: Partai Pelita dan Relawan Pelita Perubahan Dukung AMIN, Syaugi: Ini Menambah Kekuatan

Bahkan, kalau ditarik lurus ke belakang, ujar Gus Maksum, para santri dan kiai terus bertekad menegakkan keadilan di negeri ini.

“Kita lihat pada periode Pangeran Diponegoro dan kemudian salah satu laskarnya bernama Kiai Muhammad Nur mendirikan Pondok Pesantren Langitan yang menjaga semangat menghadirkan keadilan. Lalu Mbah Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad,” tandasnya.

Namun, lanjut Gus Maksum, setelah Indonesia merdeka, belum ada pemimpin yang benar-benar mewakili kalangan santri dan pesantren.

Malahan, dia menyebut kalangan santri hanya dimanfaatkan ketika ada masalah dan diabaikan setelah semua beres.

"Allahu yarham Gus Dur pernah menggambarkan pesantren sebagai subkultur, untuk memberikan pesan bahwa pesantren itu bukan menjadi tujuan penting dan utama dalam berbagai pembangunan di Indonesia,” jelas Gus Maksum.

Ke depan, tambah Gus Maksum, harus ada pemimpin di level nasional, yang memang benar-benar mengerti kebutuhan santri dan pesantren, sehingga keberpihakannya nyata.

"Saat ini hanya pasangan AMIN yang benar-benar santri. Keduanya adalah santri,” lanjut dia.

Gus Maksum menungkapkan bahwa baru di era Anies Baswedan menjadi gubernur ada beasiswa pendidikan untuk santri dan siswa madrasah di Jakarta.

Di era Anies juga kebutuhan-kebutuhan mendasar warga Nahdliyin di Jakarta, seperti pengurusan sertifikat untuk mushola atau masjid milik NU mendapatkan kemudahan.

Rekam jejak Gus Imin dalam memperjuangkan isu santri juga sangat jelas, mulai dari mendorong terjadinya Hari Santri, sampai pendampingan di DPR tentang UU Pesantren dan Dana Abadi Pesantren.

“Yang terpenting, AMIN memberikan program konkret ke pesantren dan alumni pesantren dengan penyetaraan pendidikan pesantren, sehingga ijazah pesantren bisa menjadi syarat masuk kuliah perguruan tinggi. Bahkan, ijazah Ma’had Aly bisa menjadi syarat untuk daftar sebagai pegawai negeri. Melihat regulasi terkait pesantren, pesantren masih belum diakui sebagai pendidikan formal. AMIN memastikan tidak ada diskriminasi tersebut,” pungkasnya. (jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler