Gus Menteri: Digitalisasi Ekonomi Desa Mempercepat Pembangunan

Senin, 16 November 2020 – 14:02 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menjadi pembicara kunci webinar yang digelar Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (16/11). Foto: Humas Kemendes PDTT.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar (Gus Menteri) mengatakan digitalisasi menjadi bagian penting sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan desa.

“Kenapa digitalisasi menjadi bagian penting? Kita tidak bisa kemudian terus melakukan atau berposisi pada posisi hari ini di mana tuntutan zaman, tuntutan perkembangan, tuntutan situasi terus bergerak menuju pada satu situasi yang disebut zaman digital,” ujar
Gus Menteri.

BACA JUGA: Gus Menteri Beri Wejangan Penggunaan Dana Desa

Gus Menteri menyampaikan itu saat menjadi pembicara kunci webinar yang digelar Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (16/11).

Gus Menteri menambahkan desa sebagai bagian penting dari sebuah proses pembangunan tidak boleh bertahan pada posisi-posisi yang lama, tetapi harus bergerak menyesuaikan zaman yang serba-digital.

BACA JUGA: Gus Menteri Beber Manfaat dan Tujuan Program SDGs Desa

"Maka dari itu, digitalisasi ekonomi desa menjadi salah satu program utama atau prioritas utama di dalam upaya pembangunan desa di Kemendes PDTT,” kata doktor honoris causa dari UNY ini.

Gus Menteri mengatakan digitalisasi ekonomi desa juga menjadi bagian penting dari digitalisasi desa. 

BACA JUGA: Kemendes PDTT Raih Penghargaan Mitra Bakti Husada 2020

“Jadi bicara digitalisasi itu sebenarnya kalau makronya ya digitalisasi desa, tetapi yang menjadi prioritas hari ini adalah digitalisasi ekonomi desa,” kata mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.

Menurut Gus Menteri, alasan digitalisasi ekonomi desa menjadi prioritas utama terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 ini adalah untuk memudahkan memasarkan berbagai potensi dan berbagai produk yang dihasilkan desa.

“Jadi kalau bicara tentang potensi desa, itu di mana-mana sudah bagus. Tidak mungkin memiliki potensi luar biasa tetapi tidak tertangani dari sisi pengenalan dan pemasaran. Justru permasalahan yang paling banyak dihadapi di desa adalah bagaimana memasarkan itu,” jelasnya.

Nah, Gus Menteri menjelaskan untuk menangani itu semua, maka yang harus
menjadi prioritas adalah menemukan offtaker-offtaker yang mampu menjadi media untuk mentransformasi berbagai potensi desa menuju ke wilayah yang dituju, yaitu pasar domestik maupun internasional.

Menurutnya, ada dua hal yang diuntungkan dengan adanya digitalisasi desa. Pertama, akan memutus banyak mata rantai yang menyebabkan terjadinya kemahalan barang ketika diterima oleh konsumen. Kedua, mendekatkan antara pembeli dan penjual.

Karena itu, Gus Menteri berupaya maksimal supaya Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menjadi bagian penting dari pembangunan desa.

“Karena memang pada kenyataannya di desa-desa sangat membutuhkan pengembang masyarakat utamanya terkait dengan agama, khususnya agama Islam. Karena kami maklumi dam kami pahami bersama Indonesia mayoritas pemeluk agama Islam," pungkasnya. (*/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler