jpnn.com, PALU - Pengurus Besar (PB) Alkhairaat mengecam keras aksi pembantaian satu keluarga yang diduga dilakukan kelompok yang mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11).
"Aksi tersebut bukanlah merupakan anjuran maupun ajaran dari agama mana pun apalagi Islam," kata Ketua PB Alkhairaat Habib Ali bin Muhammad Aljufri di Kota Palu, Sabtu (28/11).
BACA JUGA: Ulin Lolos dari Pembantaian Satu Keluarga, 100 Pasukan Dikerahkan Memburu Ali Kalora
Karena dia mengajak seluruh masyarakat Sulteng tanpa terkecuali dan abnaulkhairaat agar tidak mudah terprovokasi atas kejadian itu, dan tetap menjaga persatuan antara sesama umat tanpa memandang agama, suku dan ras.
Habib Ali juga mengajak seluruh elemen untuk menolak segala bentuk kekerasan semacam itu.
BACA JUGA: Azis Syamsuddin: Segera Tangkap Pelakunya
"Saya mengimbau agar tetap tenang dan tidak ikut-ikutan memberikan komentar maupun mengunggah foto-foto apa pun yang berkaitan dengan peristiwa tersebut di media sosial," pintanya.
Habib Ali tidak ingin kejadian tersebut dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah dan mengadu domba masyarakat yang saat ini hidup rukun di seluruh wilayah di Sulteng.
BACA JUGA: Pesan Panglima TNI dari Tanah Papua, Tegas
“Jaga persatuan yang sudah ada. Kita rawat dengan baik amanah yang sudah ada ini,” ucap Habib Ali.
PB Alkhairaat menyatakan dukungan penuh kepada aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif, pola serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut.
Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama menduga pelaku kekerasan yang menyebabkan korban jiwa itu merupakan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
“Terindikasi seperti itu. Ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi," kata AKBP Yoga di Palu, Sabtu.
Menurutnya, situasi terakhir di Sigi kondusif, bahkan anggota Brimob, Polres, dan dari satgas telah melakukan pemulihan trauma (healing) agar jangan sampai warga merasa ketakutan atas kejadian tersebut.
Yoga juga menyebutkan, jenazah empat korban meninggal dalam peristiwa itu akan segera dimakamkan oleh keluarga dibantu aparat setempat.
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, dibantai oleh orang tak dikenal pada hari Jumat (27/11) sekitar pukul 09.00 WITA.
Dari keterangan Sekretaris Desa Lemban Tongoa Rifai, korban yang masih satu keluarga berjumlah empat orang.
Akibat kejadian ini sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban bersembunyi, mengungsi, dan ada pula yang melarikan diri.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam