jpnn.com - JAKARTA - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab angkat bicara terkait sikap Presiden Joko Widodo terkait rencana aksi demo 4 November nanti.
Habib Rizieq menilai presiden gagal memahami dan terlalu reaktif menanggapi Aksi Bela Islam itu.
BACA JUGA: Plt Gubernur Batalkan Lelang 14 Proyek, Begini Reaksi Ahok
Padahal aksi itu hanya menuntut penuntasan kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), bukan aksi berbau rencana anarki.
"Presiden kita terlalu semangat. Sampai lupa pada pokok penyebab aksi itu yakni soal penistaan agama oleh Ahok. Jadi aksinya disikapi. Tapi akarnya tidak disikapi," Rizieq saat konsolidasi GNPF MUI di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (1/11) malam.
BACA JUGA: Isarah Desak Kasus Penistaan Agama oleh Ahok Dituntaskan
Menurut dia, demo adalah suatu aktivitas yang dilindungi oleh Undang-undang. Dia juga berharap, demo penistaan agama itu berjalan lancar dan tertib.
"Ini kan hak menyatakan kehendak, hak demokrasi. Tapi bukan hak merusak dan hak memaksakan kehendak," katanya.
BACA JUGA: Mabes Polri Pastikan Proses Hukum Kasus Ahok Terus Berjalan
Maka itu, kata dia, persepsi tersebut harus diluruskan. Karena, FPI tidak pernah memaksa siapapun untuk ikut demo pada 4 November.
"Saya tersinggung. Soalnya dalam konteks 4 November, ada tendensi kami memaksakan kehendak dan ada tendensi merusak," tutupnya. (mg5/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengemudi Go-Jek Kapok Demo Lagi
Redaktur : Tim Redaksi