jpnn.com - JAKARTA – Habib Rizieq Shihab popularitasnya melambung pasca aksi unjuk rasa besar-besaran pada 14 Oktober dan 4 November 2016.
Beredar kabar, ormas Front Pembela Islam (FPI) akan berubah menjadi Partai Islam. Setelah berubah menjadi partai, Imam Besar FI itu akan diusung sebagai capres 2019.
BACA JUGA: GNPF-MUI Sediakan Tempat Khusus Bagi Nonmuslim Saat Aksi 212
Rencana format baru FPI menjadi sebuah partai sebelumnya beredar melalui pesan berantai di media sosial selama sepekan ini.
Berdasar kabar yang beredar itu, juga sudah digelar rapat yang dipimpin Rizieq Shihab, yang memutuskan akan menjadikan FPI sebagai partai baru yang bernama Partai Islam untuk menghadapi pemilihan presiden 2019.
BACA JUGA: Ahmad Dhani: Saya Lapor ke Pak Fadli Zon Supaya...
Dalam pesan itu juga tertulis bahwa Rizieq akan dicalonkan sebagai calon Presiden RI.
Adapun politikus Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri, dikabarkan akan mendampingi Rizieq mengikuti pemilihan sebagai calon wakil presiden.
BACA JUGA: Jadi Calon Dubes RI, Yuddy Chrisnandi Sambangi Komisi I DPR
Keputusan itu ditetapkan setelah pertemuan konsolidasi nasional di Universitas Bung Karno pada Ahad kemarin, 20 November 2016.
Namun kabar perubahan status ormas menjadi partai langsung dibantah petinggi FPI, Habib Novel Bamukmin.
Menurutnya, tak ada keinginan bagi FPI untuk mengubah diri menjadi partai.
"Jangankan buat (partai politik), berpikir pun tidak pernah," kata pria yang menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD FPI DKI di Jakarta, seperti diberitakan RMOL.
Ia menyatakan jika dirinya telah mengklarifikasi kabar bohong tersebut di salahsatu media televisi swasta.
Bantahan tersebut juga dihadiri oleh Permadi, yang disebut-sebut hadir dalam pertemuan itu.
"Semalam bersama Pak Permadi, saya sudah melakukan klarifikasi. Saya tegaskan lagi bahwa kabar FPI ingin berubah menjadi Partai Islam, itu tidak benar. Tidak ada," tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua FPI Ahmad Sobri Lubis.
"Kabar yang menyebut FPI berubah jadi partai itu bohong itu! Hoax," tegas Sobri.
Ketimbang menjadi partai, lanjut Sobri, FPI lebih senang menjadi ormas seperti saat ini. Baginya menjadi partai, maka cakupan FPI akan menjadi lebih kecil bila dibanding tetap menjadi ormas.
"Kalau partai kan menjadi kecil. Kenapa kami mengecilkan diri kami?" ujarnya.
Sebelumnya, Pendiri lembaga Kedai Kopi (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) Hendri Satrio menilai Habib Rizieq punya popularitas untuk diusung menjadi capres.
Pendapat Hendri ini didasari pada aksi unjuk rasa 411 yang diikuti ratusan ribu umat Islam. (RMOL/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Petinggi Pelindo II Didakwa Korupsi Proyek Mobile Crane
Redaktur : Tim Redaksi