jpnn.com - JPNN.com - Ribuan umat Muslim memadati Masjid Agung Medan dan sekitar Jalan Diponegoro untuk menghadiri tabligh akbar yang menghadirkan Habib Rizieq Shihab selaku pembicara utama, Rabu (28/12).
Sebagai bagian dari perjuangan aksi 212 Monas, aksi ini juga menuntut agar terdakwa penista agama, Ahok, dijatuhi hukuman tegas.
Sebelumnya, aksi ini direncanakan digelar di Lapangan Benteng Medan. Namun karena lokasi tersebut juga digunakan oleh Kodam I/BB, akhirnya panitia memindahkan lokasi acara ke Masjid Agung Medan.
BACA JUGA: Habib Rizieq Datang, Bandara Tegang
Meskipun begitu, semangat umat Islam mengikuti tabligh akbar ini tidak berkurang. Sejumlah ruas jalan, seperti Jalan Diponegoro, Jalan Cut Mutia, dan Jalan Kartini dipadati massa dan kendaraan yang datang dari berbagai daerah, bahkan dari provinsi lain seperti Aceh dan Sumatera Barat.
Menunggu kehadiran Habib Rizieq Shihab selaku pembicara utama, seluruh jamaah yang hadir terlihat tertib.
BACA JUGA: Dituduh Menistakan Agama, nih Penjelasan Habib Rizieq
Teriakan Allahu Akbar terdengar bergemuruh dari seluruh hadirin yang sudah memadati lokasi sejak pagi.
Acara yang berlangsung tertib ini juga diiringi tangisan para jamaah yang hadir, mendoakan agar penista agama diberikan hukuman yang setimpal.
BACA JUGA: Nah loh, Kapasitas Habib Rizieq Dipertanyakan
Jamaah terus berdatangan sejak pagi hingga sore pukul 15.45 WIB. Puluhan ribu umat muslim memadati jalanan di sekitar lokasi.
Bahkan, ketika memasuki waktu Salat Ashar, hampir seluruh lokasi digunakan sebagai tempat melaksanakan ibadah berjamaah.
Dengan jumlah massa hingga puluhan ribu, para jamaah memanfaatkan air minum kemasan untuk mengambil wudhu sebelum salat berjamaah, mengingat terbatasnya waktu dan tempat berwudhu.
Keterbatasan tersebut ternyata tidak menghalangi niat para jamaah untuk bisa salat Ashar berjamaah, di masjid hingga badan jalan.
Habib Rizieq Shihab menjelaskan, gelaran Tabligh Akbar Aksi Bela Islam sebagai wujud dari pembelaan terhadap Alquran, khususnya Surat Almaidah Ayat 51 yang dianggap telah dinistakan.
"Hari ini saya ingatkan, Alquran telah menyatukan kita semua, dari berbagai golongan, partai, majelis, kelompok, dan suku. Alquran menyatukan kita sebagai saudara sesama muslim," ujar Rizieq.
Ditegaskannya, Alquran adalah kitab yang mulia, kitab yang suci dan tidak ada satupun keraguan di dalamnya. Sehingga, katanya, tidak ada umat muslim yang meragukan firman Allah.
"Barang siapa ragu sedikit saja, maka sudah kafir," katanya, disambut takbir puluhan ribu massa.
Alquran itu, lanjut Habib, merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Bahkan, katanya, kitab suci umat Islam itu juga sebagai petunjuk bagi seluruh manusia. Namun diakuinya, tidak semua manusia mau menjadikan Alquran sebagai pedoman bagi kehidupan.
"Saya ingin mengajak kita semua, tanamkan ke hati yang paling dalam, tidak ada satupun hukum yang lebih baik dari Alquran," sebutnya lagi.
Hal ini pula kata Rizieq, yang mengindikasikan bahwa hukum atau konstitusi seharusnya tidak bertentangan dengan kitab suci.
Sebab menurutnya, Alquran sebagai kitab suci, tidak bisa diubah sedikitpun, karena merupakan ketetapan dan firman Allah.
Terlebih lagi, lanjutnya, hukum yang paling berkah, terbaik, adil dan bijaksana adalah hukum Alquran. Sebab Allah yang menetapkan. Maka, memilih pemimpin muslim merupakan satu diantara anjuran yang ada di Alquran.
"Ayat suci itu beda dengan ayat konstitusi. Jadi ayat suci itu harus diikuti, tidak boleh diganti. Jadi ini ayat Alquran, bukan politisasi masjid. Jadi ini boleh dikaji di masjid, di majelis taklim. Jadi ini bukan politisasi, ye...," katanya disambut tawa seluruh jamaah yang hadir.
Dirinya juga menegaskan, jika ada konstitusi yang merupakan buatan manusia, bertentangan dengan hukum Alquran, maka dirinya siap menjadi orang yang mempertahankan kebenaran tersebut.
Selain itu, Rizieq Shihab juga menegaskan, aksi yang dilakukan baik Bela Islam jilid 1, 2 dan 3 bukanlah anti etnis, anti agama lain, atau anti Pancasila, apalagi anti NKRI. Aksi damai merupakan tuntutan agar penista agama diberikan hukuman seberat-beratnya.
"Kita menuntut Ahok bukan karena etnis dan agamanya, kita menuntut karena sudah menghina Alquran," sebutnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga mendapat pesan singkat (SMS) agar kegiatan tabligh akbar ini tidak dihadirinya, karena sempat terindikasi rusuh.
bahkan diisukan Wakapolda Sumut menjadi target penembakan. Namun hal itu ditegaskannya merupakan fitnah setelah mengkonfirmasi langsung Kapolda Sumut yang juga hadir di acara tersebut.
Di akhir ceramahnya, Rizieq Shihab bertanya kepada puluhan ribu jamaah yang hadir, seandainya Ahok dinyatakan tidak bersalah dan bebas, apa yang akan dilakukan yang Islam di Indonesia. Seluruh jamaah serempak menjawab, “Revolusi…”
Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel yang hadir di Masjid Agung menyampaikan apresiasinya atas kegiatan yang berlangsung tertib tersebut.
Sementara dari gelaran tabligh akbar tersebut, sejumlah pedagang kerepotan melayani jamaah yang memesan dagangannya.
Sebab, beberapa orang dengan sukarela memborong barang dagangan seperti gorengan, roti, minuman, dan lainnya. Sehingga makanan dan minuman diberikan gratis untuk massa.
Namun ketika hendak dikonfirmasi terkait aksi sukarela itu, dua orang pemuda yang membayar seluruh dagangan pedagang asongan untuk diberikan gratis kepada para jamaah, enggan berkomentar.
Mereka hanya menyebutkan bahwa pemberian tersebut merupakan pesan yang dititipkan kepadanya.
"Tidak usah, itu bukan saya, saya cuma menyampaikan pesan saja," kata pemuda itu. Sementara sejumlah pedagang tampak kerepotan melayani para jamaah.
"Silahkan pak, gratis. Siapa yang mau silahkan. Sudah ada yang bayar ini," kata seorang penjual es krim di lokasi kegiatan .
Tidak hanya itu, sejumlah orang juga sibuk memberikan air minum kemasan hingga nasi bungkus secara gratis. Kondisi cuaca pada saat itu tergolong cukup teduh. (bal/adz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaporan Habib Rizieq Jangan Ditanggapi Negatif
Redaktur & Reporter : Soetomo