jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja menyebut pihaknya mempersilakan publik untuk bisa mengkritisi kinerja lembaga yang berkantor pusat di Jakarta itu.
Dia berkata demikian menyikapi heboh film Dirty Vote yang menarasikan Bawaslu tidak tegas menindak dugaan pelanggaran pemilu dari satu paslon.
BACA JUGA: Pakar Hukum Ini Nilai Film Dirty Vote Berisi Fitnah Besar Terhadap Presiden Jokowi
"Alhamdulillah, silakan kritik kami, proses sedang berjalan kami tidak ingin proses-proses ini dianggap tidak benar," kata Bagja kepada awak media seperti dikutip Senin (12/2).
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI) itu mengatakan Bawaslu sudah menjalankan tupoksi selama pemilu 2024, tetapi menyerahkan penilaian kinerja terhadap lembaganya kepada masyarakat.
BACA JUGA: Sebut Film Dirty Vote Berisi Fitnah, TKN Prabowo-Gibran Minta Masyarakat Tenang
"Kami tidak bisa men-drive perspektif masyarakat," lanjut Bagja.
Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara itu mengatakan kritik dari publik merupakan hak rakyat yang menjadi bagian penyampaian ekspresi dan pendapat.
BACA JUGA: Bawaslu Kepulauan Seribu Panggil Fahira Idris soal Dugaan Pelanggaran Pemilu
"Teman-teman, jika mengkritisi Bawaslu silakan saja, tidak ada masalah bagi Bawaslu selama kami melakukan tugas fungsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan," ungkap Bagja.
Sebelumnya, film Dirty Vote tayang perdana pada Minggu (11/2) kemarin yang menayangkan pernyataan tiga pakar hukum tata negara yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Para pakar hukum dalam film membeberkan dugaan kecurangan pada pemilu 2024 yang diurai dengan analisa hukum tata negara.
Film yang tayang dengan akun YouTube Dirty Vote itu sudah disaksikan 3,7 juta kali berdasarkan pantauan per Senin pukul 10.50 WIB.
Hanya saja, publik tidak bisa menemukan akun atau film Dirty Vote ketika mencari di kolom pencarian YouTube. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Imparsial Sebut Kecurangan Pilpres 2024 sebagai Kejahatan Politik
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan