JAKARTA - Dalam rangka menghadapi Asean China Free Trade Agreement (ACFTA), Sekretaris Badan Standarisasi Nasional (BSN) Amir Partowiyatmo menerangkan bahwa pihaknya telah menyediakan anggaran sebesar Rp 2,8 miliar untuk mendukung kinerja Task Force (TFACFTA) atau Satuan Kerja yang telah dibentuk oleh BSN.
"Task Force kan sudah dibentukMaka itu, nantinya keberadaan Task Force ini diupayakan mampu untuk memonitor dan melakukan koordinasi dengan semua instansi terkait dalam penerapan di lapangan,” terangnya di dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (18/2).
Amir menjelaskan, anggaran sebesar Rp 2,8 miliar tersebut rencananya akan digunakan untuk analisis kegiatan ekspor-impor China dan ketersediaan Standar Nasional Indonesia (SNI), identifikasi 10 prioritas produk paling berpengaruh, untuk keperluan edukasi konsumen, serta keperluan lainnya.
Lebih jauh Amir mengatakan bahwa BSN juga telah melakukan kerjasama dengan 18 perguruan tinggi di Indonesia untuk mensosialisasikan standardisasi di lingkungan perguruan tinggi.
Salah satu hasil dari kerjasama dengan perguruan tinggi tersebut
BACA JUGA: DPR Siap Perkuat Putusan KPPU
Terang Amir, adalah pelaksanaan pengujian helm yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Sumatera Utara (USU) dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah tentang penggunaan wajib helm ber-SNI pada 1 April 2010 mendatang.Selain itu yang menarik, Amir juga menegaskan bahwa BSN siap bertanggung jawab atas kepastian tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diperlukan untuk memfasilitasi menghadapi ACFTA.
Disebutkan, sampai dengan akhir bulan Januari 2010, Task Force telah melakukan analisis dan menetapkan 10 sektor prioritas yang paling berpotensi terhadang dalam ACFTA
BACA JUGA: Menkeu Tolak Bertangung Jawab
BACA JUGA: BKPM Dituntut Tarik Investasi China
(cha/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Didesak Tingkatkan Pengawasan
Redaktur : Tim Redaksi