Hadapi Capital Inflow, BUMN Didorong IPO

Jumat, 10 Desember 2010 – 02:45 WIB
JAKARTA — Indonesia tengah menjadi magnet bagi para investor duniaPergerakan uang masuk dari luar ke dalam negeri (capital inflow) saat ini disebut sebagai yang paling tertinggi dalam sejarah ekonomi Indonesia

BACA JUGA: Bahas Pembatasan BBM, Darwin Minta Rapat Tertutup

Untuk bisa menahan agar capital inflow bertahan lama pada sektor berjangka panjang, maka Initial Public Offering (IPO) dinilai sebagai langkah yang paling efektif.

"Capital inflow imbas dari ekonomi global merupakan angka tertinggi dalam sejarah Indonesia saat ini
Maka yang paling efektif adalah menjadikan BUMN kita sebanyak mungkin masuk pasar modal dan terbuka bagi investor swasta," kata Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Achsanul Qasasih, Kamis (9/12).

Dengan melakukan IPO, maka capital inflow yang masuk kata politisi Partai Demokrat ini, investasi di Indonesia tidak bersifat sesaat

BACA JUGA: Komisi XI Godok 9 UU Reformasi Keuangan

Investor asing bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

"Paling tidak ada 11 perusahaan BUMN yang harusnya bisa masuk ke pasar modal, agar investasinya bisa jangka panjang
Syarat IPO itu tidak sulit, karena tekhnisnya di Bapepam LK juga sudah jelas," kata Achsanul.

Perusahaan BUMN yang melakukan IPO kata Achsanul, sebenarnya akan diberikan keuntungan

BACA JUGA: Salah Kaprah, CSR Dikelola Badan Khusus

Karena semakin besar perusahaan, maka akan semakin besar pula kebutuhan modal.

"Pemegang saham itu ada batasnya menanam modalJadi pada saat kekurangan modal, dia harus lari ke pasar modalKarena itu pasar modal diciptakan untuk menaikan permodalan para pengusaha, sehingga investor asing mengikat disitu," jelas Achsanul.

Namun, kata Achsanul, walaupun melakukan IPO, jangan sampai semua saham dijual ke pihak asingBisa saja 20 persen asing sisanya tetap modal dalam negeriYang penting kendali masih dipegang oleh perusahaan.

"BUMN juga tidak bisa hanya mengandalkan APBN karena memang tidak ada alokasi untuk menyuntik dana bagi perusahaanTerus terang APBN kita tidak sanggup untuk itu," kata Achsanul.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Bab Lagi, RUU OJK Tuntas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler