Hadapi Cuaca Ekstrim, KSB Kota Mataram Akhirnya Dibentuk

Selasa, 20 November 2018 – 16:23 WIB
Direktur Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Margo Wiyono menjelaskan mengenai Hunian sementara Korban Gempa di Desa Guntur Macan Kecamatan Gunung Sari Kota Mataram, NTB. Foto: Istimewa

jpnn.com, MATARAM - Kementerian Sosial memfasilitasi terbentuknya Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Lokasi ini merupakan KSB ke 635 di Indonesia dan KSB kedua yang dibentuk Kemensos di Kota Mataram, sebelumnya di kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat menjelaskan, dipilihnya kota Mataram sebagai KSB karena kota ini termasuk daerah yang rawan bencana karena wilayah NTB masuk jalur cicin api yang rawan terjadi gempa bumi.

BACA JUGA: Kemensos Serahkan Bantuan Rekonstruksi Kampung Gurusina

Data Pemkot Mataram mencatat, akibat gempa bumi beberapa bulan lalu sebanyak 13.000 lebih rumah mengalami kerusakan dan 2.000 rusak berat di kota ini.

"Kenapa dipilih kota ini sebagai Kampung Siaga Bencana, karena daerah ini merupakan kawasan yang rawan terjadi gempa," tutur Harry Hikmat.

BACA JUGA: 15 Negara Tertarik Pelajari Sistem PKH di Indonesia

Pembentukan KSB ini ditujukan untuk mengurangi dampak bencana sekaligus sebagai bagian dari mitigasi bencana.

Dalam pendirian KSB, dikatakan Harry melibatkan semua pihak Pemda, TNI, Polri, BPBD dan seluruh pilar-pilar sosial termasuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) karena sebagian warga yang terdampak bencana adalah Keluarga Penerima Manfaat bantuan PKH.

BACA JUGA: Rawan Bencana Puting Beliung, Desa Ponggok Dibangun KSB

"Kebersamaan seluruh unsur sangat dibutuhkan dalam mengatasi bencana. Jika terjadi bencana Pendamping PKH dan TAGANA 1 jam harus sudah dilokasi. Saat terjadi bencana ada penerima manfaat PKH ada yang jadi korban bencana. Sehingga mereka juga harus sadar dan paham penanggulangan bencana," pungkasnya.

Dalam kesempatan ini, anggota Komisi VIII DPR RI Rachmat Hidayat dikukuhkan menjadi pembina Taruna Siaga Bencana Nasional. Pembina TAGANA Nasional bertugas memberikan dukungan penuh kepada kebencanaan termasuk dukungan anggaran penanggulangan bencana di Indonesia.

Rachmat mengaku senang menjadi pembina kehormatan karena membuat jiwanya semakin bersemangat untuk mengatasi bencana. Untuk itu, ia siap mendukung anggaran bencana. "Saya siap memperjuangkan anggaran bencana dan penanggulangan kemiskinan," kata Rachmat.

Rachmat juga mengingatkan kepada walikota Mataram agar juga mendukung anggaran operasional TAGANA dan penanggulangan kemiskinan. "Pak walikota mari bersama untuk atasi bencana. Pak wali tolong diperhatikan kebutuhan dan vitamin TAGANA," tambahnya.

Ditampat yang sama, Walikota Matarama Ahyar Abduh mengaku gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi pelajaran penting bagi masyarakat. "Gempa bumi yang lalu memang pusatnya bukan di Kota Mataram. Namun dampaknya kita rasakan. Perlu kerjasama semua unsur untuk meminimalisasi korban," tegas Ahyar.

Ahyar menegaskan apel siaga bencana yang dilakukan ini merupakan bentuk kesiapan menghadapi cuaca ekstrim yang dapat menimbulkan berbagai bencana seperti gelombang laut tinggi dan tanah longsor dapat melanda kota Mataram. "Cuaca Ekstrim harus bisa diantisipasi agar tidak ada korban yang lebih besar," kata Ahyar.

Harry menambahkan lahirnya TAGANA ini merupakan kesadaran masyarakat dalam membantu korban yang bencana paska tsunami Aceh tahun 2004 lalu. "Gagasan membentuk TAGANA waktu itu terus bergulir hingga saat ini jumlah TAGANA 37 ribu," tambahnya.

Dalam kesempatan ini, Dirjen Pelindungan dan Jaminan Sosial juga meninjau hunian sementara korban gempa yang dibangun BUMN di kota Mataram, sekaligus mengecek langsung verifikasi dan validasi data calon penerima jaminan hidup. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 24 Peksos Supervisor PKH Diberangkatkan ke Sulteng


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler