Hadiah Lebaran Tak Terlupakan saat Reuni Pemilik Hati Baru

Jaga Semangat, si Juru Selamat Simpan Boneka dan Bejana

Selasa, 07 Oktober 2008 – 09:49 WIB
Dahlan Iskan (kiri) bersama Prof Deng Yong Lin dan bayi 2 tahun yang ganti hati saat berumur 7 bulan.

Saat Lebaran lalu CEO/Chairman Jawa Pos DAHLAN ISKAN menjadi orang asing satu-satunya yang diundang hadir pada reuni hampir seribu orang pemilik hati baru di Tianjin, TiongkokInilah catatannya:

SAYA mendapat hadiah Lebaran yang istimewa: hasil pemeriksaan total setelah satu tahun ganti hati bisa dibilang istimewa

BACA JUGA: Minum Kopi di Dalam Kurungan Burung Raksasa

Tekanan darah, gula darah, albumin, protein, sgot/sgpt, bilirubin, wbc, rbc, afp, tacrolimus, jantung, ginjal, paru-paru, dan lain-lainnya sangat normal

Bagaimana dengan kankernya? Inilah yang sejak semula dikhawatirkan

BACA JUGA: Warning Australia, Tak Punya Firasat Lebaran Terakhir

Sebelum hati saya diganti, sudah tumbuh tiga kanker besar (6 cm, 4 cm, dan 2 cm)
Juga sudah terlihat bibit-bibit kanker di seluruh hati dalam jumlah yang tidak terhitung

BACA JUGA: Menyambut Bayram, Idul Fitri di Negeri Turki

Yang dikhawatirkan, bibit kanker itu sudah menyebar pula ke bagian lain tubuh sayaMemang sebelum ganti hati dinyatakan tidak ditemukan kanker di tempat lainTapi, siapa tahu bibit itu masih terlalu kecil sehingga tidak terlihat.
Karena itu, saya harus melakukan pemeriksaan lagi, setahun setelah ganti hatiSiapa tahu hal-hal yang dulu masih amat kecil kini sudah mulai kelihatanAlhamdulillah, hasil pemeriksaan intensif dua hari sebelum Lebaran itu menggembirakan: tetap tidak ditemukan sesuatu
Bahkan, kini saya sudah dinyatakan boleh hidup normalBoleh makan apa saja dan bekerja seperti sebelum sakitTentu saya tetap mendengarkan nasihat banyak orang agar lebih berhati-hati.
Mestinya jadwal pemeriksaan saya adalah tanggal 6 Agustus 2008Tapi, hari itu ada Olimpiade BeijingKota Tianjin termasuk jadi pusat pertandingan, terutama sepak bolaBahkan, rumah sakit tempat saya ganti hati itu jadi rumah sakit OlimpiadeTidak boleh menerima pasien baruSemua harus disiagakan untuk pasien yang ada kaitannya dengan OlimpiadeKarena itu, saya baru ke sana lebih dari sebulan kemudianPertimbangan lainnya: sekalian menghadiri reuni para pemilik hati baruSaya ingin bertemu mereka yang pernah ganti hati di Tianjin.
Hari itu, hampir seribu orang berkumpul di taman bunga yang cukup luasSalah satunya tentu sayaSemua berbaju seragam: kaus lengan panjang berwarna pink dengan tulisan “hidup baru” dalam bahasa Mandarin di belakangnyaItulah orang-orang yang sudah ganti hati, yang sedang reuni di Tianjin, Tiongkok, Minggu lalu.
Inilah reuni kedua sejak rumah sakit Di Yi Zhong Xin, Tianjin, berdiri 10 tahun yang laluKini, alumni “ganti hati” rumah sakit tersebut sudah lebih dari 3.000 orangNamun, tidak semuanya datangHanya saya, alumni luar negeri yang diundang – kalau Hongkong tidak dianggap luar negeri
Karena bertepatan dengan HUT ke-10 rumah sakit itu, acaranya pun macam-macamAda olahraga bersama, ada perayaan, ada pula resepsi makan malamBintang hari itu sudah pasti orang ini: Prof Shen Zhong YangDialah promotor, pendiri, dan pimpinan rumah sakit ituDia juga yang menjadi ketua tim ganti hati sayaProf Shen Zhong Yang, yang baru berumur 47 tahun, seperti berada di tengah pusaranSemua orang menyapanya, menyalaminya, merangkulnya, dan memujanyaDia dianggap “juru selamat” sekian ribu orang yang sudah hampir menyerah kepada kematian
Prof Shen, yang juga hanya mengenakan kaus, melayani semua “alumni” dengan sikap seperti temanPara dokter rumah sakit itu membaur jadi satu dengan pasien merekaBahkan dalam acara resepsi, orang seperti Prof Deng Yong Lin, yang sudah melakukan ganti hati lebih dari 500 kali (termasuk hati saya), duduk di pojok belakangProf Sun Liying yang cantik itu, yang setahun penuh mengawasi penyembuhan saya (termasuk secara jarak jauh), juga tidak duduk di depanSuaminya, Prof Zhu Zhi Jun, yang sudah melakukan operasi ganti hati sebanyak 1.100 kali, malah jadi panitia.
Dalam resepsi itu ditampilkan secara bergantian: peristiwa penting selama 10 tahun rumah sakit itu disajikan, diselingi atraksi dari “alumni” dan lagu-lagu dari artis BeijingDi antara alumni yang ditampilkan adalah seorang gadis cantik bersama ibu-bapaknya yang sudah mulai tuaTernyata itulah gadis yang ketika umur 8 tahun menjalani ganti gantiDi layar LED lantas ditampilkan rekaman ketika gadis tersebut masih kecilJuga ketika dilakukan operasi 8 tahun yang laluIbunya menangis karena tidak menyangka bisa melihat anaknya tumbuh menjadi gadis yang dewasa.
Ditampilkan juga seorang ibu muda yang baru mempunyai anak beberapa bulanSaat itulah diketahui bapaknya menderita sakit liver dan diperkirakan hanya akan bisa bertahan hidup enam bulan sajaIbu muda itu memutuskan menyumbangkan separo livernya untuk bapaknyaLalu, bapaknya yang kini kelihatan sangat sehat ditampilkan juga di panggungBayinya itu kini sudah berumur dua tahun lebih
“Apakah tidak takut bayinya terpengaruh?” tanya MC kepada sang ibu muda.
“Kelak, kalau anak saya besar, akan saya beri tahu peristiwa iniDia pasti sangat bangga punya ibu yang seperti saya,” katanya“Saya akan mewariskan kebanggaan itu kepadanya,” tambahnya.  Sang bapak menyambung: “Dia anak yang paling mulia di dunia ini”Sang anak hanya tersipu-sipu.
Yang juga mengharukan adalah ketika ditampilkan anak berumur 2 tahunJuga rekaman film ketika anak itu masih sebagai bayi berumur 7 bulan dan sudah  menderita kelainan liverBapak-ibunya terus menangisAkhirnya diputuskan sang bapak menyerahkan sebagian hatinya untuk bayinyaMaka di umur 7 bulan, hati si bayi sudah harus dibuang totalLalu, sebagian hati bapaknya dipasangkan ke si bayiKini sang bayi sudah berumur 2 tahun 1 bulanLucunya bukan mainSetiap difoto selalu bergaya dengan mengacungkan dua jarinya“Untuk bayi berumur 7 bulan, cukup menggunakan 20% saja hati bapaknya,” ujar Prof Zhu kepada saya
Kini, dialah “alumni” termudaJuga rekor dunia termuda yang menjalani transplantasi hatiSedangkan rekor dunia tertua juga terjadi di rumah sakit iniYakni dipegang orang yang umurnya 82 tahunBerarti sudah berubah dibanding dengan apa yang saya tulis di buku “Ganti Hati” yang menyebutkan rekor tertua adalah 79 tahun
Ada juga atraksi menggembirakanYakni tampilnya dua “alumni” yang punya prestasi fisik yang sangat baikYang satu menjadi juara renang antarpasien transplantasi dua tahun berturut-turutYakni dalam forum Porseni khusus untuk pasien transplantSatunya lagi seorang pelatih kungfu yang setelah dua tahun ganti hati sudah kembali melatih anak-anak didiknyaHari itu beberapa anak didiknya juga ditampilkan di panggung bermain kungfu dengan gurunyaPermainannya sudah sangat seruSayang, dalam adegan terakhir, ketika sang suhu harus berdiri di atas satu kaki dalam gerakan kungfu penutup, dia gagalRupanya, dia sudah kelelahanHadirin pun bertepuk tangan riuh
Prof Shen Zhong Yang tampil sangat low profile di panggungItu kelihatan dari adegan berikut iniDi panggung muncul dua gadisYang satu membawa boneka “banana-bajamas”Satunya lagi membawa bejana terbuat dari kacaSerupa dengan bejana  yang biasa ditaruh di atas meja untuk memelihara ikan hias“Boneka dan bejana ini Anda abadikan di ruang kerja AndaMengapa?” tanya MC yang tak lain adalah penyiar penting CCTV, stasiun TV milik pemerintah pusat Tiongkok itu. 
Prof Shen lantas menceritakan apa hubungan boneka dan bejana itu dalam hidupnyaBoneka itu ternyata milik pasiennya yang masih berumur 7 bulanSang anak harus menjalani ganti hatiNamun, tidak segera dapat donorSudah 28 orang dicadangkan, tapi tidak satu pun ada yang cocokAnak itu akhirnya meninggal duniaProf Shen sangat sedihItu delapan tahun lalu ketika rumah sakit ini belum terlalu kuat
“Pemilik boneka inilah salah satu yang membuat semangat saya terus meluap-luap untuk memajukan rumah sakit iniKarena itu, boneka ini selalu saya taruh di kamar kerja saya,” ujarnya“Sekarang, tidak akan terjadi lagi peristiwa seperti itu,” tambahnya
Lalu, bagaimana kisah tentang bejana ikan hias itu? “Ini milik seorang pemuda 28 tahunDia selalu membawa ikan hias dalam kamarnyaDia sudah berhasil menjalani ganti hati dengan baikTapi kemudian terkena infeksiMeninggal dunia,” kisahnyaBejana itu jadi peringatan penting bahwa perawatan setelah ganti hati tidak kalah pentingnya dengan pelaksanaan operasinyaMaka Prof Shen kembali menekankan pentingnya kedisiplinan pasien ganti hati dalam melakukan perawatan dirinya.
Rupanya dua benda itu yang telah membuat prestasi rumah sakit tersebut menjadi yang terbaik di dunia untuk bidang ganti hati.  Jumlah “alumni” ganti hati seluruh dunia, kalau dikumpulkan, sudah kalah dengan satu rumah sakit ini sajaRekor apa pun dipecahkan di siniTermasuk rekor operasi tanpa transfusi darah
Ide dan semangat mendirikan rumah sakit itu juga berlatar belakang sikap “ai guo” (cinta negara)-nya yang luar biasa“Sebagai orang Tiongkok, saya merasa terhina negara saya diremehkan di dunia luar,” katanyaPerasaan itu muncul saat dia memperdalam bidang transplantasi di Jepang“Sejak menyelesaikan gelar doktor di Jepang, saya sudah bertekad menjadikan Tiongkok yang terbaik di dunia dalam bidang transplantasi hati,” katanya“Dalam perjalanan pulang dari Jepang, sambil memanggul buku-buku yang sangat berat, sampai badan saya pegal semua, saya terus memikirkan bagaimana mendirikan rumah sakit ini,” tambahnya.
Hari itu, di sela-sela acara, saya sempat diajak Prof Shen mojok lama di coffee shop Hotel RenaissanceDia bercerita mengenai banyak halTiba-tiba dia berdiri“Maaf, saya harus menghormati orang ituTidak ada yang lebih penting bagi saya selain menghormati beliau,” katanyaLalu, dia berlari ke arah orang tua yang berjalan di lobiJalannya sudah agak tertatih-tatih, tapi ada istri yang menggandengnyaItulah Prof  Wu yang sudah berumur 84 tahun
Prof Wu ternyata orang pertama di Tiongkok yang melakukan transplantasi hatiYakni pada 1974, di kota Wuhan, tempatnya mengajarBersamaan dengan itu, di hari dan jam yang sama, juga dilakukan transplantasi hati pertama di Shanghai oleh seorang profesor yang juga temannya“Jadi, saya tidak bisa menyebutkan diri sebagai orang pertamaYang benar, kami berdualah yang pertama,” ujarnyaSaya memang sempat ngobrol dengan Prof Wu dan memberinya kenang-kenangan buku Ganti Hati yang dalam edisi Mandarin
Apa hubungan Prof Shen dengan orang tua itu? Kok begitu emosionalnya? “Dia laoshi saya,” ujar Prof ShenDi Tiongkok, menghormati guru memang luar biasa pentingnya(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Holiday Inn, Anggur Merah Meggy Z. Mengalun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler