Hadiri Seribu Hari Wafatnya Harmoko, Ketua MPR Bambang Soesatyo Kenang Momen Ini

Sabtu, 30 Maret 2024 – 11:27 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet dan sejumlah tokoh saat menghadiri acara seribu hari wafatnya Harmoko di Jakarta, Jumat (29/3) malam. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengenang almarhum Harmoko sebagai sosok panutan yang tidak terlupakan.

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menilai Harmoko adalah politikus senior, guru sekaligus panutan banyak kader Partai Golkar.

BACA JUGA: Soal Isu Penundaan Pemilu 2024, Masinton Bawa-Bawa Nama Harmoko

"Salah satu idola saya di dunia politik dan jurnalistik adalah almarhum Harmoko. Sosok beliau tidak bisa dilupakan baik sebagai mantan Menteri Penerangan, Ketua DPR/MPR, ketua partai, serta sebagai seorang wartawan," kata Bamsoet saat menghadiri acara seribu hari wafatnya Harmoko di Jakarta, Jumat (29/3) malam.

Saat masih menjadi reporter, kata Bamsoet, sosok Harmoko banyak memberikan inspirasi kepada dirinya.

BACA JUGA: Dukung Investor China Kembangkan Energi Hijau di RI, Bamsoet Ungkap Fakta Ini

Harmoko meninggal dunia pada 4 Juli 2021 lalu di usianya ke-82 tahun.

Sebelum meninggal, Harmoko mengalami gangguan kesehatan karena kerusakan saraf motorik otak belakang sejak tahun 2016.

BACA JUGA: Ketua MPR Bamsoet Tegaskan Pentingnya Yurisprudensi untuk Mengisi Kekosongan Hukum

Harmoko terjun ke dunia jurnalistik setelah lulus SMA pada awal 1960-an.

Dia bekerja sebagai wartawan dan kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka.

Di tahun 1964, Harmoko bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata.

"Di tahun 1965 bekerja di Harian API dan menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko, di tahun yang sama," kata Bamsoet.

Pada medio 1966-1968, Harmoko menjadi pemimpin dan penanggungjawab Harian Mimbar Kita.

Kemudian di tahun 1970, Harmoko menerbitkan Harian Pos Kota.

Harmoko pun didaulat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan dipercaya Presiden Soeharto sebagai Menteri Penerangan pada Kabinet Pembangunan IV di tahun 1983.

Posisi sebagai Menteri Penerangan terus dipegang hingga Kabinet Pembangunan VI yang berakhir pada tahun 1997.

"Di partai politik, Harmoko pernah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar pada periode 1993-1998. Karier politiknya ditutup dengan menjabat sebagai Ketua DPR/MPR RI pada tahun 1997-1999," urai Bamsoet.

Saat menjadi Menteri Penerangan Harmoko mendirikan gerakan Kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa).

Kelompencapir ini dibentuk sebagai media untuk menyampaikan informasi dari pemerintah.

"Saat Menteri Penerangan di pegang Harmoko, harga-harga kebutuhan pokok rakyat cenderung stabil, karena kerap diumumkan. Setiap hari Harmoko muncul di televisi mengumumkan harga-harga kebutuhan pokok rakyat, seperti harga cabai keriting dan lain-lain untuk mencegah para spekulan bermain," kenang Bamsoet.

Hadir dalam acara seribu hari wafatnya Harmoko, antara lain mantan Ketua DPR RI Agung Laksono, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung dan Staf Khusus Presiden RI Sukardi Rinakit serta wartawan senior Kompas J.Osdar. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler