Haidar Ungkap Isi Pertemuan 2 Jam dengan Mas Nadiem

Senin, 30 Agustus 2021 – 08:11 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim. Foto tangkapan layar YouTube Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Kelompok Mizan Haidar Bagir menyampaikan apresiasinya untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang menanggapi surat terbuka kirimannya.

Dalam surat tersebut, Haidar Bagir berbagi kisahnya tentang sikap Mas Nadiem dan jajaran pimpinan Kemendikbudristek yang ramah dan secara eksplisit mendengarkan penuh saran yang dirinya sampaikan bahkan mencatatnya.

BACA JUGA: Kabar Baik dari Mas Nadiem untuk Warga Papua, Selamat ya

“Bahkan salah satu saran saya, agar Kemendikbudristek juga menggerakkan proses belajar-mengajar berbasis komunitas RT-RW di masa pandemi ini, disambutnya dengan baik. Belakangan saya tahu bahwa saran saya itu dibawa ke dalam salah satu rapat di Kemendikbudristek,” tulisnya dalam surat tersebut.

Tak hanya itu, baginya sosok Mas Nadiem yang defensive pun tak terbukti. Sepanjang diskusi tersebut banyak hal yang dibicarakan tetapi tak sama sekali adanya perdebatan apalagi bersitegang.

BACA JUGA: Mas Nadiem: Subsidi Upah Guru dan Tendik Lanjut, Bantuan UKT Cair September

Hal ini karena Haidar secara tegas sangat mendukung program – program Merdeka Belajar dan itu bukan menjadi persoalan.

Dia  menuturkan justru sarannya adalah untuk memastikan bahwa program-program itu mendapatkan penerimaan dan a sense of ownership yang baik di masyarakat.

BACA JUGA: Mas Nadiem: Kami Membebaskan Mahasiswa Indonesia dari Batasan-Batasan untuk Belajar

Bukan malah mendapatkan resistensi atau bahkan pembangkangan, seperti tampak tanda-tandanya di masyarakat selama ini.

“Saya nyaris setuju sepenuhnya dengan program-program tersebut. Bahkan, di surat saya itu, saya katakan bahwa program- program itu brilliant,” tegasnya

Mengenai ancaman learning loss yang sebelumnya disampaikan, Haidar menjelaskan Nadiem sangat memiliki keprihatinan besar terkait persoalan itu hingga ngotot agar sekolah bisa secepatnya dibuka kembali - tentu dengan upaya-upaya ketat pencegahan penularan covid-19.

Nadiem juga menyampaikan sebetulnya tak kurang dari 30 persen sekolah di Indonesia yang sudah uji coba pembelajaran tatap muka (PTM).

Tak hanya berhenti di situ, menurut Haidar, Mas Nadiem juga menyampaikan beberapa hal yang menarik lainnya.

Di antaranya soal program-program yang terkait 10 episode Merdeka Belajar yang dicanangkan - termasuk program sekolah dan guru penggerak, pelonggaran tata alokasi dana BOS, bahkan pembelian laptop untuk mahasiswa - dirancang untuk mentransformasi dan menghasilkan perubahan mendasar terhadap sistem pendidikan Indonesia.

Nadiem juga bicara soal Kemendikbudristek di bawah pimpinannya yang telah menciptakan tak sedikit musuh karena telah mengupayakan pembersihan Kemendikbudristek dari KKN dan mafia atau makelar proyek.

“Mas Menteri tak urung berpesan agar saya bersedia untuk tetap berkomunikasi dan memberikan saran-saran bagi tim Kemendikbudristek di masa-masa yang akan datang. Secara spesifik beliau juga ingin saya bicara dengan guru-guru penggerak di berbagai wilayah negeri, bahkan dengan beberapa pimpinan pemda di level bupati yang beliau pandang progresif. Saya tentu menyanggupi,” jelasnya

Bagi dia, pertemuan dengan guru-guru penggerak ini hanya menguatkan harapannya akan masa depan pendidikan Indonesia yang sangat cerah.

Seperti ratusan guru yang pernah ditemui masih aktif melakukan training, pada setiap guru ini tersimpan hasrat (passion) yang bergelora untuk terus belajar demi meningkatkan kemampuan mereka memberikan sumbangan bagi anak-anak Indonesia di seluruh pelosok negeri.

“Saya bahkan seperti merasakan adanya cinta yang berkobar di dada mereka. Cinta pada negeri, cinta pada pekerjaan sebagai pendidik, dan cinta pada anak-anak Indonesia," lanjutnya.

Menurut Haidar, dua jam diskusi dengan Nadiem dan banyak anak muda di Kemendikbudristek yang cerdas dan berwawasan luas pun membangkitkan rasa bangganya sebagai warga negara biasa yang telah menikmati privilage bisa bersekolah sampai jenjang tertinggi dii dalam dan di luar negeri. 

Dia berharap komunikasi dengan Mas Nadiem dan pimpinan Kemendikbudristek, terlebih dengan para guru penggerak, dapat memberikan manfaat - sesedikit apa pun- ke arah ini.

“Terima kasih, Mas Nadiem; terima kasih para pimpinan Kemendikbudristek; dan terima kasih para guru,” pungkas Haidar. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler