SOSOK Malinda Dee merupakan cermin ekstrem kasus pemasaran perbankan di IndonesiaMereka bisa jadi menghalalkan segala cara untuk menggaet calon nasabah
BACA JUGA: Hari Ini Selly Dijenguk Teman SMU
Mulai penandatanganan blangko kosong, investasi fiktif, hingga pencairan dana nasabah"(Praktik tak prosedural) itu sudah biasa
BACA JUGA: 11 Siswi Dicabuli Guru Lukis
Personal banker seperti sudah tugasnya untuk meyakinkan nasabah berinvestasi di bank kitaMenurut Amir, personal banker ditunjuk dan ditempatkan tidak di semua cabang, tetapi juga tidak hanya di kantor pusat
BACA JUGA: Malinda Stres Diperiksa Maraton
"Personal banker bisa ditempatkan di Jakarta (kantor pusat) dan cabang-cabang di luar Jakarta seperti Solo, Jogjakarta, dan Surabaya," kata AmirTugasnya, antara lain, mengincar nasabah baru yang belum menjadi nasabah bank itu atau melayani kebutuhan nasabah yang sudah bergabung"Tetapi, personal banker harus meng-handle nasabah prioritas, tabungannya ada yang minimal Rp 500 juta, ada Rp 100 juta, setiap bank mempunyai ketentuan berbeda," paparnya
Mereka yang sudah bergabung dengan bank itu, lanjut Amir, mendapatkan pelayanan khususMisalnya, tidak perlu antre saat bertransaksi di bank atau transaksi bisa dilakukan di kafe-kafe, rumah, atau di mana saja"Namanya nasabah prioritas, semua harus serba dipermudah," kata Amir
Dia juga tidak menyangkal bahwa ada kemungkinan personal banker itu melayani "lebih""Mereka (personal banker) kan ditargetkan sama atasannya harus mencapai sekian puluh miliar per bulan misalnyaJadi segala cara dihalalkan," tuturnyaSelanjutnya, Amir bercerita lagi, bagaimana cara personal banker mendapatkan nasabah kelas kakap baru" Dia menyatakan bahwa itu tidak sulit bagi personal banker"Sasaran mereka jelas pengusaha dan sosialitaMereka terjun dalam jaringan pengusaha, instansi, organisasi, atau klub olahraga dan lain sebagainya," jelas Amir
Klub olahraga, misalnyaSeorang personal banker juga harus gaul dan bisa olahraga yang digemari nasabah kelas kakap"Bisa golf, bowlingOlahraga itu yang umumnya digemari pengusaha," katanya.
Setelah masuk ke jaringan pengusaha tersebut, mulailah si personal banker menebarkan umpan"Caranya, dengan menggunakan cara marketing-lahSaya rasa Anda tahu, harus luwes, bersikap manis dan Anda harus tahu nasabah kelas kakap itu senang didengarkan curhatnyaSo jadilah pendengar yang baik," tutur Amir, kemudian tersenyumUmpan yang ditebarkan tidak lain seputar produk baru perbankan, investasi, dan deposito
Karena akrabnya dengan sosialita dan pengusaha premium di Indonesia, personal banker terkadang punya kedekatan emosional dengan nasabahnya"Sudah kayak teman, sahabatIbaratnya, lu tahulah yang gue mauMasalahnya, kadang ada yang lurus-lurus aja (artinya untuk keuntungan perusahaan bank itu dan nasabah) atau urusan melenceng," terang AmirNamun, dia menolak menjelaskan detail urusan melenceng apa yang dimaksud.
Amir mengatakan, keakraban itulah yang memberikan peluang personal banker melakukan kejahatan seperti Malinda Dee, kasus penggelapan dana nasabah Citibank"Seperti kata Bang Napi, kejahatan itu terjadi karena ada peluang, waspadalah," kata Amir, kemudian tertawa
Peluang itu dimanfaatkan betul oleh seorang Malinda Dee"Saya rasa, itu kembali lagi kepada individunya, ada yang melakukan segala cara untuk mencapai target perusahaan, tetapi ada juga yang untuk kantong pribadi," jelas Amir.
Yang pasti dan merupakan "peraturan tidak tertulis" adalah personal banker harus wanita, cantik, proporsional, luwes, dan mudah bergaulMereka juga harus memiliki keahlian agar tidak kuper di hadapan nasabahMisalnya, bisa olahraga golf atau bowling(vit/c4/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seribu Cara demi Nasabah
Redaktur : Tim Redaksi