Halo Pak Gubernur yang Terhormat, Ini Jalan atau Sawah?

Rabu, 01 Maret 2017 – 20:52 WIB
Sejumlah mobil yang melintas di jalan ini mengalami kendala karena kerusakan jalan yang sangat parah. Foto: jambiindependent/jpg

jpnn.com - jpnn.com - Kondisi jalan yang sangat buruk ditambah luapan air Sungai Kandang menyebabkan Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muarojambi, Jambi, terancam terisolir.

Hampir satu pekan ini mobil angkutan umum dan truk pengangkut hasil perkebunan warga di daerah tersebut tak bisa berjalan.

BACA JUGA: Setahun DPO, Buron Karhutla Jambi Ditangkap di Banten

Pasalnya, satu-satunya jalan menuju Bahar Selatan kini rusak parah. Tak sedikit truk pengangkut sawit terpuruk dan mengalami patah AS yang disebabkan oleh jalan berlubang yang mencapai kedalaman hingga satu meter.

Sementara truk lainnya harus mengantri dan menunggu hingga berhari hari.

BACA JUGA: Bu Mensos Senang Warga Suku Anak Dalam Mau Menetap

Kondisi jalan semakin parah bila hujan mengguyur kawasan ini. Jalan menjadi berlumpur dan semakin licin, bahkan akses jalan akan terputus bila air Sungai Kandang meluap.

Warga dari luar kecamatan yang menggunakan angkutan umum terpaksa harus diturunkan di tengah jalan, karena angkutan umum tak dapat masuk ke kecamatan bahar selatan.

BACA JUGA: Lihat, Ratusan Burung Diselundupkan ke Pulau Jawa

Kolipin (32), perwakilan Forum Pemuda Bahar Selatan (FPBS) memebanarkan hal tersebut. Katanya, hujan yang turus mengguyur daerahnya mengakibatkan jalan terputus. Hal ini pun dikeluhkan masyarakat setempat.

“Luar biasa parah, malahan anak sekolah pun jadi terganggu banyak yang terjatuh melewati jalan tersebut,” ujarnya kepada Jambi Independent (Jawa Pos Group), Selasa (28/2).

Dikatakan Kolipin, terdapat beberapa titik jalan yang terputus. Yakni jalan menuju unit 7 tepatnya di simpang unit 7, lalu jalan ke arah Kantor Camat Bahar Selatan, kemudian Jalan dari unit 8A menuju 8C juga terputus.

“Bahkan (mobil) ambulans pun tak bisa melewati jalanan tersebut. Kemarin sempat ada pasien yang tak tertolong,” terang Kolipin.

Selain itu, perekonomian masyarakat Bahar Selatan menjadi terganggu sebab jadwal panen terpaksa diundur karena banyak truk pengangkut hasil perkebunan warga terpuruk bahkan kadang terguling.

Harga gas elpiji pun melambung tinggi. Tabung gas ukuran 3 Kg dibrandol seharga Rp 29 ribu hingga Rp 30 ribu. Sementara harga sawit tak sampai Rp 500 rupiah per kilonya.

Sementara itu, Jepri, seorang sopir mobil bermuatan mobil buah milik masyarakat mengaku sudah terjebak dua hari dua malam akibat jalan rusak tersebut. Bahkan buah sawit yang dibawanya sudah membusuk.

“Saya dari unit 20 mau ke Panerokan. Sudah kejebak dua hari di sini, belum bisa keluar. Harapannya jalan dibaiki seggera,” ujarnya.

Sementara itu, Kades Tanjung Sari Bakhori Lubis saat dikonfirmasi membenarkan bahwa sudah hampir sepekan ini jalan di daerahnya terputus. Hujan lebat mengakibatkan jalanan menjadi rusak.

“Melihat situasi kondisi yang ada kepada pemerintah kabupaten dan provinsi, agar melihat kami dan mencari solusi dalam memperbaiki jalan,” sebutnya.

“Kemarin sempat ada yang melahirkan pendarahan menempuh waktu 5 jam dari unit 20 ke Kota Jambi, namun tidak tertolong. Akibat terhambat jalanan rusak,” keluhnya.

Sementara itu, Tusiyem selaku Camat Bahar Selatan, mengaku prihatin terhadap kondisi jalanan di beberapa titik. Ia pun mengaku bahwa dampak yang menonjol yakni di sektor perekonomian.

“Harga-harga sudah melambung tinggi, kadang stok ada kadang tidak ada. Kita juga sudah menghubungi beberapa perusahaan untuk membantu mencari solusinya, dan sudah ditanggapi dengan menurunkan alat berat untuk meratakan jalan,” terangnya.(zen/nas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parah, Dilarang Berladang, Hasil Kebun Juga Dijarah


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jambi  

Terpopuler