Hamas Bersedia Akhiri Perang

Beri Waktu Seminggu Bagi Israel untuk Tinggalkan Gaza

Senin, 19 Januari 2009 – 00:18 WIB
KEMBALIK KE ISRAEL : Sebuah tank tengah kembali menuju Israel dari bagian utara Jalur Gaza, Minggu (18/1). Israel menyatakan gencatan senjata di Gaza untuk mengakhiri tiga minggu operasi militer atas militan Hamas. Foto: AP

KOTA GAZA – Harapan konflik berdarah di Gaza berakhir akhirnya terwujudDua pihak yang bertikai sama-sama menyatakan gencatan senjata kemarin

BACA JUGA: Burung Besi Dikalahkan Burung

Tim perunding dari kelompok pejuang Hamas menyatakan penghentian baku tembak di Jalur Gaza selama satu minggu
Keputusan itu hanya berselang 12 jam dari pengumuman Israel untuk mengakhiri agresinya ke Gaza dengan melakukan gencatan senjata sepihak mulai Minggu pukul 02.00 waktu setempat (kemarin pukul 07.00 WIB).

Juru bicara Hamas Ayman Taha menyatakan, tempo satu minggu dalam gencatan senjata yang ditetapkan Hamas itu untuk memberi waktu Israel menarik seluruh serdadunya dari Gaza

BACA JUGA: Korban Susu Melamin Terima Rp 322,8 Juta

”Pernyataan saya ini mewakili semua faksi di Palestina, bukan hanya Hamas,” ujarnya di Kairo tadi malam


Pernyataan gencatan senjata Hamas juga disampaikan wakil mereka di Syria, Moussa Abu Marzouk

BACA JUGA: Bush Merasa Membuat Amerika Aman

”Selain serdadu Israel harus pergi dalam tempo satu minggu, Hamas menuntut pembukaan titik perlintasan bagi masuknya bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina,” ujarnya didampingi para pejabat dari berbagai organisasi yang punya kaitan dengan Hamas
Sebelumnya, Israel mengumumkan gencatan senjata sepihak, Sabtu (17/1), setelah melakukan serangan selama 22 hari ke Jalur Gaza yang dikuasai HamasNamun, tentara Israel masih akan berada di wilayah Palestina.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, setelah sidang kabinet mengatakan, Israel telah meraih tujuannya dan situasi Gaza sesuai yang diinginkanOlmert mengatakan, gencatan senjata akan dilakukan mulai Minggu (18/1) pukul 02.00 waktu setempatNamun, dalam pidatonya Olmert tidak menyebutkan berapa lama Isarel akan menghentikan serangannya”Jika Hamas menghentikan serangan, militer Israel akan berangsur-angsur keluar dari wilayah Gaza pada waktunya,” ujar Olmert.

Lima jam setelah gencatan senjata sepihak diumumkan, dampaknya terasa dengan tidak ada satu pun kabar serangan udara dan pertempuran besar di GazaWilayah berpenduduk 1,5 juta jiwa itu untuk kali pertama melewati malam tanpa hujanan bom dalam tiga pekan agresi IsraelSuasana tenang terutama berlaku di sepanjang pantai Jalur Gaza setelah Israel mengistirahatkan mesin-mesin perangnya yang diikuti berhentinya serangan para pejuang Palestina.

Namun, saat hari mulai terang, sekitar pukul 07.00 waktu setempat, Hamas kembali menembakkan lusinan roket ke wilayah IsraelSumber militer Israel menyebutkan, militan Gaza juga telah melancarkan delapan roket ke Israel saat Olmert mengumumkan gencatan senjataDilaporkan Radio Israel, lima roket meledak di dekat Kota Beersheba lima jam setelah Olmert mengatakan pernyataan gencatan senjata.

Osama Hamdan, perwakilan Hamas di Lebanon, dalam wawancaranya dengan televisi Al-Jazeera yang berbasis di Doha, mengatakan, Hamas tidak ada kaitannya dengan gencatan senjata sepihak Israel”Kami telah menegaskan, jika tentara Israel tetap berada di Gaza, ini akan menjadi pintu lebar bagi (bangkitnya) perlawanan menghadapi pendudukan.”

Sayap bersenjata Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Brigade Al-Qassam, berikrar akan melanjutkan perlawananDalam pernyataan yang dikirim kepada wartawan, Brigade Al-Qassam menyatakan, ”Pengumuman Olmert memperlihatkan Israel kalah dalam menghadapi perlawanan bersenjata Palestina dan pengumuman gencatan senjata sepihak Israel adalah bukti mengenai kegagalan pendudukan.”

Namun, semua penolakan faksi Hamas itu berubah setelah para pemimpin mereka di pengasingan menyatakan gencatan senjata diberlakukanPenerimaan Hamas untuk mengakhiri perang disampaikan menjelang pertemuan internasional di Kairo, Mesir, yang dihadiri sejumlah pemimpin Eropa dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk mengupayakan gencatan senjata langgeng antara Israel dan Hamas.

”Kami siap bekerja sama dengan setiap usaha, terutama Mesir ..untuk mencapai kesepakatan definitif yang memenuhi tuntutan kami, yaitu secara permanen tidak ada lagi blokade dan dibukanya semua perlintasan perbatasan,” ujar Moussa Abu Marzouk, pemimpin senior Hamas di Syria melalui siaran langsung di Syrian TV.

Kesediaan Hamas menghentikan baku tembak diduga terkait jumlah korban sipil yang terus meningkatSelama perang terjadi, sekolah-sekolah, rumah sakit-rumah sakit, fasilitas PBB, dan ribuan rumah dibombardir IsraelOtoritas Palestina mengklaim nilai kerugian akibat konflik 22 hari itu mencapai USD 476 juta (Rp 5 triliun lebih)Nilai itu hanya untuk infrastruktur yang hancur.

Sekurang-kurangnya 1.206 warga Palestina, termasuk 410 anak-anak, terbunuh dari serangan maut Israel di wilayah itu sejak 27 Desember,Petugas medis di Gaza juga menyatakan 5.300 orang dirawat karena luka-lukaKorban tewas dalam perang ini termasuk 109 perempuan, 113 orang tua, 14 paramedis, dan empat wartawan.

Israel mengatakan, sepuluh tentaranya dan tiga penduduknya terbunuh, baik dalam pertempuran maupun serangan roketSelain itu, 200 lebih pasukan Israel terluka akibat tembakan lebih dari 700 roket dan mortar ke seluruh Israel oleh pejuang Hamas.

Satu-satunya pihak yang diuntungkan dari perang tak seimbang ini hanya politisi Israel yang berkuasaPM Ehud Olmert yang reputasinya hancur gara-gara Perang Lebanon 2006 dan terjerat kasus korupsi kini punya jualan politik baru ke rakyat bahwa perang Gaza telah memperkuat deterens (kemampuan gertakan) Israel terhadap siapa pun yang mengancamnyaUntuk diketahui, gencatan senjata juga terjadi hanya kurang dari sebulan sebelum Israel menyelenggarakan pemilihan umum saat Olmert mestinya mengundurkan diri.

MER-C Tembus Gaza

Tim medis dari LSM bantuan kesehatan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) berhasil memasuki wilayah Gaza kemarinWalaupun tanpa jaminan keselamatan, para relawan MER-C itu tetap masuk ke wilayah PalestinaDemi bisa melangkah ke daerah konflik tersebut, mereka telah dua kali menandatangani surat pernyataan tidak akan menuntut pemerintah Indonesia bila terjadi sesuatu’’Ini risiko yang kami ambil untuk membantu sesama,’’ ujar dr Faried Thalib, salah satu relawan MER-C yang ada di  Mesir, melalui telepon dalam konferensi pers yang digelar di kantor MER-C, Jakarta, kemarin.

Faried menuturkan, Mesir selektif dalam memberikan izin atau surat rekomendasiSelain relawan medis, lanjut dia, relawan umum dan jurnalis tidak diperbolehkan masuk Jalur GazaHambatan izin inilah yang menyulitkan relawan umum untuk mendistribusikan tenaganya.

Presidium MER-C Henry Hidayatullah mengatakan, tim itu dikirim pada 1 Januari 2009 dan baru diperbolehkan masuk Gaza pada 17 Januari 2009Tim, lanjut dia, bergerak dari perbatasan Mesir menuju Palestina menggunakan bus Gaza City dengan nomor 08-2822616, kemudian dipindah ke mobil ambulans untuk menuju Jalur Gaza.

Dari lima anggota tim yang dikirim, hanya empat orang yang masuk Jalur GazaFaried Thalib tetap di Al Arish yang menjadi posko MER-C untuk mengurus segala macam perizinan, termasuk untuk tim relawan kedua yang segera diberangkatkan

Di bagian lain, gencatan senjata sepihak tersebut cukup memberi ruang napas bagi rakyat GazaJawa Pos yang berada di Rafah, kota perbatasan Gaza dan Mesir, menyaksikan aliran bantuan yang masuk ke Gaza kemarin lebih lancarIni berbeda dengan situasi selama agresi Israel beberapa waktu laluBanyak sopir Palestina yang terhambat ketika menjemput bantuan.

Selain itu, korban Palestina yang dikirim ke Mesir pun semakin banyakMulai pagi hingga siang waktu setempat, sudah 27 pasien yang dilarikan ke rumah sakit MesirDua puluh di antaranya anak-anakSisanya orang dewasa dengan luka sangat parah, seperti pemuda yang terkena bom sehingga kedua kakinya hancur

Ke-27 pasien korban agresi Israel tersebut langsung dilarikan ke RS El Arish, sebuah rumah sakit di El Arish, ibu kota Provinsi Sinai Utara yang terletak sekitar 40 km dari makbar Rafah (pintu gerbang Rafah)Menurut dr Aiman Alhadi, ketua tim dokter RS El Arish, RS-nya merupakan rumah sakit transit’’Semuanya dibawa ke sini dulu (RS El Arish), mendapat pertolongan pertama, dan dirujuk ke RS lain,’’ katanya

Hingga kemarin, sejak agresi Israel, pihaknya telah menerima sekitar 300 pasien’’Namun, ya itu, tidak ada yang lama dirawat di siniKetika kondisi membaik, kami segera merujuknya,’’ urainyaHanya, penjagaan di RS tersebut sangat ketatBanyak sekali tentara yang berjaga di sanaMendekat sedikit saja ke tempat para rakyat Palestina dirawat, para tentara tersebut langsung menggeleng(AP/Rtr/zul/*/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas Gaza, Liga Arab Pecah Jadi Dua Kubu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler