Hamdalah, Kasus PMK di Sejumlah Wilayah di Indonesia Kian Menurun

Sabtu, 06 Agustus 2022 – 21:18 WIB
Berbagai upaya pengendalian PMK yang dilakukan Kementan membuat hasil dengan kian menurunnya kasus di sejumlah daerah di Indonesia. Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah menyampaikan saat ini Indonesia dapat dinilai berhasil dalam mengendalikan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hal ini dapat dilihat dari penurunan kasus di beberapa provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan hingga di tingkat desa.

BACA JUGA: Kementan dan Peruri Kerja Sama Perluas Cakupan Pendataan Ternak Pascavaksinasi PMK

Nasrullah menyebutkan saat ini terdapat 5 provinsi, 66 kabupaten/kota, 570 kecamatan dan 4.195 desa dengan kategori zero case atau nol kasus karena lebih dari 2 minggu terakhir tidak terdapat kasus baru atau kasus aktif dan terjadi penurunan jumlah kasus harian.

Kelima provinsi tersebut, yaitu Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta dan Sumatera Selatan.

BACA JUGA: Jan Samuel Maringka Beberkan Strategi Itjen Kementan Wujudkan Kalbar Zero PMK

Selain itu, kata Dirjen Nasrullah, jumlah ternak sakit terkonfirmasi PMK juga terus menurun.

Kondisi dapat dilihat dengan membandingkan sejak puncak kasus pada 26 Juni lalu sebanyak 13.518 ekor dengan jumlah kasus per 5 Agustus sebanyak 476 ekor atau turun sebesar 96,48 persem dari puncak kasus.

BACA JUGA: Itjen Kementan Lakukan Monitoring untuk Wujudkan Sulawesi Bebas Wabah PMK

Dirjen Nasrullah mengatakan rata-rata perbandingan jumlah ternak sembuh terhadap ternak sakit PMK sebesar 61,98 persen, sedangkan rata-rata perbandingan jumlah ternak mati terhadap ternak sakit PMK sebesar 1,07 persen.

"Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan vaksinasi memiliki kemampuan untuk mengendalikan jumlah kasus PMK," ungkap Nasrullah.

Lebih lanjut Dirjen Nasrullah menyampaikan pemerintah terus berupaya menekan penularan PMK, terutama di provinsi dengan penyumbang kasus konfirmasi terbesar, yaitu Jawa Timur, NTB, Jawa Barat, Aceh, dan Jawa Tengah.

Sebagai upaya menekan penularan, pemerintah juga mendorong percepatan vaksinasi bagi ternak yang sehat.

Program vaksinasi hewan ternak rentan PMK harus dipercepat dan saat ini realisasi vaksinasi sudah mencapai sekitar 1,11 juta ekor.

Namun demikian, Dirjen Nasrullah meminta agar masyarakat tetap mewaspadai adanya potensi lonjakan kasus.

Sebab saat ini masih terdapat kasus di 215 kabupaten/kota yang harus segera dikendalikan.

“Oleh karena itu, surveilans dan penerapan tindakan pengobatan, pengamanan, pengetatan biosekuriti secara berkelanjutan harus tetap dilakukan bersama-sama,” kata Dirjen Nasrullah.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar penanganan PMK dimaksimalkan melalui 5 strategi utama, yakni menjaga sanitasi dan biosekuriti kandang, memvaksin ternak yang sehat.

Berikutnya membatasi lalu lintas ternak dan produk ternak dari wilayah zona merah ke wilayah hijau, mengisolasi ternak yang sakit dan melakukan pengobatan, melaksanakan pemotongan bersyarat.

"Saat ini kami terus melakukan upaya agar penyakit ini tidak menyebar ke provinsi lain," tegasnya.

Untuk itu, lanjut Dirjen Nasrullah, Kementan mendorong tim gugus tugas PMK di semua wilayah guna tetap waspada dan menindaklanjuti kasus di seluruh wilayahnya masing-masing dan menjaga langkah-langkah biosekuriti di tingkat desa. (mrk/jpnn)

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler